Sunday, September 23, 2012

Mau Dibawa Kemana Fungsi Agama Kita


Beberapa orang berkata, apabila agama merupakan hal yang perlu bagi segenap manusia dalam permasalahan dunia dan akhirat mereka. Apabila agama telah dipandang mencukupi untuk segala apa yang dibutuhkan manusia demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka kenapa manusia masih ada yang terjerumus dalam jurang kesesatan ?, terjerat dalam tali perselisihan mengenai akidah ? Kenapa terjadi di antara mereka perdebatan dan pertentangan ? Setiap pemeluk agama membuat argumentasi bagi agamanya untuk membolehkan menyerang orang yang menentangnya. Dengan demikian, pertumpahan darah dan siklus peperangan terjadi di antara mereka karena ada perbedaan maslahat dan kepentingan yang melatarbelakangi mereka.

Mengapa harus terjadi, sekelompok pemeluk satu agama terpecah di antara mereka. Sehingga setiap golongan bersikap fanatik terhadap aliran dan keyakinan yang dipahaminya. Maka terpancarlah api perpecahan dan perceraian antar kelompok. Api perselisihan menyala dan kesulitanpun menyebar luas karena perubahan hati, perasaan, dan jiwa.

Mengapa hati telah dipenuhi sifat serakah, rakus, aniaya, cinta kejelekan, serta menjauhi kebaikan dan lain lain dari berbagai macam fitnah, kejahatan, kesengsaraan, malapetaka, dan bencana.

Mengapa agama yang dikatakan sebagai pengendali segala sesuatu dan sebagai dinding yang melingkupi segala persoalan manusia dalam segala kondisi, waktu, dan tempat, mereka membuatnya sebagai sebab pertentangan dan keributan ?

Hendaknya hal ini diteliti dan diperhatikan, bahwa segala kejadian semacam ini terjadi setelah masa rasul dan wafatnya mereka. Agama berada di antara suatu bangsa yang tidak memahami maknanya karena keterbatasan pengetahuan dan sumber aslinya. Atau berada di antara orang-orang ahli bid’ah dan ahli permusuhan yang disesatkan oleh Allah. Atau pada mereka yang berlebih-lebihan dalam menjalankan agama. Atau mereka yang belum cinta terhadap agama sepenuh hatinya dan sempit wawasan pikirannya dalam memahami hikmah-hikmah yang nyata serta rahasia-rahasia yang tersembunyi. Maka mereka menafsirkan apa yang dikehendaki Allah tidak berdasar atas ilmu pengetahuan. Mereka tidak menjalankannya sebagaimana yang dijalankan oleh para rasul dan orang yang berjalan pada sunnah dan metode para rasul dalam menetapkan hakikat, asal-usul, dan cabang-cabangnya. Untuk menetapkan teori ini sesuai dengan pemahaman, dapat dikatakan :

” Sesungguhnya kedudukan para rasul berfungsi sebagai akal bagi manusia bahkan ia lebih tinggi dari itu. Banyak di antara manusia dapat mengetahui pemandangan yang jelek dan pemandangan yang indah melalui penglihatannya, dan dapat membedakan di antara jalan yang indah dan jalan yang sulit. Akan tetapi mereka kadang-kadang salah dalam membedakan antara yang baik dan yang buruk, mungkin karena unsur meremehkan atau permusuhan meskipun telah ada seribu dalil yang menyatakan kesalahan mereka. Maka kekurangan bukan dari segi agama, tetapi dari unsur pelaksana dan penyampaiannya. Para pelaksana memasukkan sesuatu yang bukan dari agama dan melepaskan darinya suatu yang menjaukan kaidah yang asasi “.

Tidak pernah didengar bahwa seorang rasul membawa agama yang terbatas, tidak memadai untuk kepentingan manusia. Akan tetapi hawa nafsu, keterbatasan, dan kelemahan indralah yang menjadi sebab pertentangan dan keributan di antara manusia, kecuali orang” yang mendapat sinar dari Allah berupa cahaya hikmah, dan oleh karena itu Allah berfirman :

يضلّ به كثيرا ويهدي به كثيرا, وما يضلّ به الاّ الفاسقين

Artinya : ” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang†yang fasik “.

Tidak dapat dikatakan bahwa orangâ” yang sempit wawasan pikirnya untuk sampai pada pemahaman makna rahasia†agama yang lurus ini termasuk dalam kelompok orang” yang fasik. Akan tetapi mereka itu kelompok lain, yaitu pemeluk†agama yang masih terbatas kemampuan pikiran dan pemahamannya.

Perlu diketahui bahwa segala apa yang terjadi berupa perselisihan dan bid’ah, hanya terjadi setelah masa para rasul karena beberapa sebab yang Allah terangkan di atas. Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap syariat yang dibawa oleh setiap rasul mencakup semua kepentingan dalam segala waktu dan tempat.

Apabila hal tesebut telah dimengerti, maka tampak banyak bentuk persoalan dan sumber penyakit serta obat yang dibutuhkannya. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dalam memahami pengetahuan hakikat agama, sehingga kita termasuk golongan orang” yang mempunyai keyakinan.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host