Beberapa orang berkata, apabila agama merupakan hal yang perlu bagi
segenap manusia dalam permasalahan dunia dan akhirat mereka. Apabila
agama telah dipandang mencukupi untuk segala apa yang dibutuhkan manusia
demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka kenapa manusia masih ada yang
terjerumus dalam jurang kesesatan ?, terjerat dalam tali perselisihan
mengenai akidah ? Kenapa terjadi di antara mereka perdebatan dan
pertentangan ? Setiap pemeluk agama membuat argumentasi bagi agamanya
untuk membolehkan menyerang orang yang menentangnya. Dengan demikian,
pertumpahan darah dan siklus peperangan terjadi di antara mereka karena
ada perbedaan maslahat dan kepentingan yang melatarbelakangi mereka.
Mengapa harus terjadi, sekelompok pemeluk satu agama terpecah di antara mereka. Sehingga setiap golongan bersikap fanatik terhadap aliran dan keyakinan yang dipahaminya. Maka terpancarlah api perpecahan dan perceraian antar kelompok. Api perselisihan menyala dan kesulitanpun menyebar luas karena perubahan hati, perasaan, dan jiwa.
Mengapa hati telah dipenuhi sifat serakah, rakus, aniaya, cinta
kejelekan, serta menjauhi kebaikan dan lain lain dari berbagai macam
fitnah, kejahatan, kesengsaraan, malapetaka, dan bencana.
Mengapa agama yang dikatakan sebagai pengendali segala sesuatu dan sebagai dinding yang melingkupi segala persoalan manusia dalam segala kondisi, waktu, dan tempat, mereka membuatnya sebagai sebab pertentangan dan keributan ?
Hendaknya hal ini diteliti dan diperhatikan, bahwa segala kejadian
semacam ini terjadi setelah masa rasul dan wafatnya mereka. Agama berada
di antara suatu bangsa yang tidak memahami maknanya karena keterbatasan
pengetahuan dan sumber aslinya. Atau berada di antara orang-orang ahli
bid’ah dan ahli permusuhan yang disesatkan oleh Allah. Atau pada mereka
yang berlebih-lebihan dalam menjalankan agama. Atau mereka yang belum
cinta terhadap agama sepenuh hatinya dan sempit wawasan pikirannya dalam
memahami hikmah-hikmah yang nyata serta rahasia-rahasia yang
tersembunyi. Maka mereka menafsirkan apa yang dikehendaki Allah tidak
berdasar atas ilmu pengetahuan. Mereka tidak menjalankannya sebagaimana
yang dijalankan oleh para rasul dan orang yang berjalan pada sunnah dan
metode para rasul dalam menetapkan hakikat, asal-usul, dan
cabang-cabangnya. Untuk menetapkan teori ini sesuai dengan pemahaman,
dapat dikatakan :
” Sesungguhnya kedudukan para rasul berfungsi sebagai akal bagi
manusia bahkan ia lebih tinggi dari itu. Banyak di antara manusia dapat
mengetahui pemandangan yang jelek dan pemandangan yang indah melalui
penglihatannya, dan dapat membedakan di antara jalan yang indah dan
jalan yang sulit. Akan tetapi mereka kadang-kadang salah dalam
membedakan antara yang baik dan yang buruk, mungkin karena unsur
meremehkan atau permusuhan meskipun telah ada seribu dalil yang
menyatakan kesalahan mereka. Maka kekurangan bukan dari segi agama,
tetapi dari unsur pelaksana dan penyampaiannya. Para pelaksana
memasukkan sesuatu yang bukan dari agama dan melepaskan darinya suatu
yang menjaukan kaidah yang asasi “.
Tidak pernah didengar bahwa seorang rasul membawa agama yang terbatas, tidak memadai untuk kepentingan manusia. Akan tetapi hawa nafsu, keterbatasan, dan kelemahan indralah yang menjadi sebab pertentangan dan keributan di antara manusia, kecuali orang” yang mendapat sinar dari Allah berupa cahaya hikmah, dan oleh karena itu Allah berfirman :
يضلّ به كثيرا ويهدي به كثيرا, وما يضلّ به الاّ الفاسقين
Artinya : ” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi
petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang†yang fasik
“.
Tidak dapat dikatakan bahwa orangâ” yang sempit wawasan pikirnya untuk sampai pada pemahaman makna rahasia†agama yang lurus ini termasuk dalam kelompok orang” yang fasik. Akan tetapi mereka itu kelompok lain, yaitu pemeluk†agama yang masih terbatas kemampuan pikiran dan pemahamannya.
Perlu diketahui bahwa segala apa yang terjadi berupa perselisihan dan
bid’ah, hanya terjadi setelah masa para rasul karena beberapa sebab
yang Allah terangkan di atas. Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap
syariat yang dibawa oleh setiap rasul mencakup semua kepentingan dalam
segala waktu dan tempat.
Apabila hal tesebut telah dimengerti, maka tampak banyak bentuk
persoalan dan sumber penyakit serta obat yang dibutuhkannya. Semoga
Allah memberi petunjuk kepada kita dalam memahami pengetahuan hakikat
agama, sehingga kita termasuk golongan orang” yang mempunyai keyakinan.
0 comments:
Post a Comment