Setelah para pendurhaka mengakui kedurhakaan mereka, tidak ada lagi yang
mereka harapkan kecuali syafaat, yakni adanya pihak yang dapat
mengajukan permohonan kepada Allah swt. guna membebaskan mereka dari
azab. Tetapi, Allah tidak memerkenankan seorang pun memberi atau
menerima syafaat kecuali atas izin-Nya dan itu pun bukan untuk yang
memperseketukan-Nya, maka—menurut ayat 48—tidak berguna lagi bagi mereka
syafaat dari para pemberi syafaat, yakni seandainya ada yang bersedia
dan diizinkan untuk memohonkan syafaat [48].
Jika demikian itu halnya, maka ayat 49 mempertanyakan guna mengecam mereka bahwa: Jika demikian halnya, mengapa para pendurhaka itu berpaling dari peringatan Alquran dan tuntunan yang disampaikan Rasululullah saw sampai-sampai mereka itu bagaikan keledai liar [50], yang lari ketakutan dari kejaran singa [51]. Bahkan lebih aneh lagi setiap orang dari mereka yang berpaling itu berkeinginan supaya diberikan kepadanya, bukan sekadar selembar, tetapi sekian lembaran-lembaran terbuka, yakni yang turun dari langit dan ditujukan khusus kepada masing-masing [52]. Sekali-kali itu tidak mungkin dipenuhi! Sebenarnya mereka itu tidak takut azab akhirat [53]. Ayat 54 memperingatkan mereka bahwa: “Hati-hatilah! Sesungguhnya Alquran ini adalah pengajaran/peringatan [54]. Maka, barangsiapa menghendaki, niscaya ia mengambil dari Alquran ini pelajaran/peringatan darinya” [55].
Selanjutnya, karena ayat 55 dapat menimbulkan kesan tentang kemandirian mutlak manusia, maka ayat 56 yang merupakan penutup surah ini mengingatkan semua pihak bahwa: Mereka, kapan dan di mana pun, tidak akan mengambil pelajaran darinya, kecuali jika Allah swt menghendaki. Dia adalah Tuhan Yang mestinya semua makhluk bertakwa kepada- Nya sehingga mesti dilaksanakan perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya dan Dia juga Yang berwenang memberi ampunan [56], yakni karena itu bertakwalah kepada-Nya dan mohonlah ampunan-Nya.
Ayat-ayat pertama surah ini menuntut dari Rasulullah saw untuk berusaha dengan menempuh segala cara yang baik, sedangkan akhir ayat-ayatnya menekankan bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah swt. Dia “Tempat” takut dan mengharap. Tuhan adalah pangkalan tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersauh. Segala kesalahan yang timbul dari usaha terdahulu akan dapat diampuni-Nya. Demikian bertemu awal surah ini dengan akhirnya dalam satu keserasian yang amat sempurna. Wa Allahu A‘lam.[]
Jika demikian itu halnya, maka ayat 49 mempertanyakan guna mengecam mereka bahwa: Jika demikian halnya, mengapa para pendurhaka itu berpaling dari peringatan Alquran dan tuntunan yang disampaikan Rasululullah saw sampai-sampai mereka itu bagaikan keledai liar [50], yang lari ketakutan dari kejaran singa [51]. Bahkan lebih aneh lagi setiap orang dari mereka yang berpaling itu berkeinginan supaya diberikan kepadanya, bukan sekadar selembar, tetapi sekian lembaran-lembaran terbuka, yakni yang turun dari langit dan ditujukan khusus kepada masing-masing [52]. Sekali-kali itu tidak mungkin dipenuhi! Sebenarnya mereka itu tidak takut azab akhirat [53]. Ayat 54 memperingatkan mereka bahwa: “Hati-hatilah! Sesungguhnya Alquran ini adalah pengajaran/peringatan [54]. Maka, barangsiapa menghendaki, niscaya ia mengambil dari Alquran ini pelajaran/peringatan darinya” [55].
Selanjutnya, karena ayat 55 dapat menimbulkan kesan tentang kemandirian mutlak manusia, maka ayat 56 yang merupakan penutup surah ini mengingatkan semua pihak bahwa: Mereka, kapan dan di mana pun, tidak akan mengambil pelajaran darinya, kecuali jika Allah swt menghendaki. Dia adalah Tuhan Yang mestinya semua makhluk bertakwa kepada- Nya sehingga mesti dilaksanakan perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya dan Dia juga Yang berwenang memberi ampunan [56], yakni karena itu bertakwalah kepada-Nya dan mohonlah ampunan-Nya.
Ayat-ayat pertama surah ini menuntut dari Rasulullah saw untuk berusaha dengan menempuh segala cara yang baik, sedangkan akhir ayat-ayatnya menekankan bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah swt. Dia “Tempat” takut dan mengharap. Tuhan adalah pangkalan tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersauh. Segala kesalahan yang timbul dari usaha terdahulu akan dapat diampuni-Nya. Demikian bertemu awal surah ini dengan akhirnya dalam satu keserasian yang amat sempurna. Wa Allahu A‘lam.[]
0 comments:
Post a Comment