Asimo adalah singkatan dari Advanced Step in Innovative MObility. robot buatan Honda yang dirancang untuk bergerak dengan cara bagaimana manusia bergerak.
Robot ini dirancang dengan biaya jutaan dolar hanya untuk meniru salah
satu kebisaan manusia, yaitu bergerak. Ia dilengkapi dengan otak
komputer yang berisi program canggih yang mampu membantunya bergerak
luwes.
Mahal amat? Apa memang serumit itu bergerak?
Ya memang rumit untuk bisa menirukan manusia.
Untuk bisa bergerak dengan baik, Asimo harus melakukan jutaan
perhitungan tiap detik. Ia harus menghitung lintasan yang akan
diambilnya, tenaga yang harus dikerahkan pada beberapa motornya,
pergeseran titik berat yang diakibatkan oleh gerakannya, kondisi medan
yang dilaluinya dan beragam variabel-variabel lainnya.
Apakah dengan otak komputer itu Asimo benar-benar sudah bisa seperti
manusia? Ternyata belum. Ia bergerak seperti anak kecil yang canggung.
Jauh dibandingkan dengan gerakan kita kalau berjalan.
Untuk bisa menirukan kita lebih sempurna, masih banyak lagi variabel yang harus dimasukkan.
Misalnya: cara kita berjalan juga ditentukan dalam keadaan bagaimana kita berjalan.
Sebagai contoh: dalam melintasi medan yang sama kita berjalan gagah bila
pacar ada disamping kita, agak menunduk sopan bila calon mertua ada
juga atau bahkan terbirit-birit sambil sibuk menutup sana sini bila
ternyata baru kita sadari kalau kita tak bercelana…. Asimo belum sampai
level ini.
Apa Kita Serumit Itu?
Kalau untuk bergerak saja butuh serumit itu, bagaimana dengan proses lainnya?
Andaikan kita menggunakan otak komputer, setiap detik kita melakukan
jutaan bahkan milyaran perhitungan bahkan disaat kita tidak melakukan
apa-apa.
Pada saat diam-pun otak perlu mengontrol sistem pendukung hidup kita
seperti bernafas, distribusi darah dan nutrisi ke seluruh sel kita,
memonitor jutaan syaraf perasa disekujur tubuh kita dan berbagai
pengendalian yang tidak kita sadari.
Mengapa Kita Tidak Sadari?
Otak manusia bekerja dengan cara yang efektif.
Apa yang kita anggap sebagai pikiran sadar kita sebenarnya hanya
sebagian kecil dari apa yang sedang diproses diotak kita, yang lainnya
berlangsung tanpa kita sadari.
Pikiran sadar kita layaknya seorang bos yang mempunyai bawahan super pandai yaitu otak bawah sadar.
Sebagai bos yang efektif, ia tidak mau tahu detil tetek-bengek yang
rumit. Ia hanya ingin informasi yang penting dari bawahannya. Saat
memberikan perintah, ia juga tidak mau repot dengan detil, biarlah
semuanya ditangani bawahannya yang super pandai.
Sebagai contoh: saat ada orang lain mendekati kita, mata kita
memberikan masukan vsual, serangkaian gambar mentah. Otak segera
melakukan proses pengenalan gambar. Apakah yang mendekat seekor kuda
atau sesosok manusia. Jika manusia, otak segera mencari ciri-ciri
khasnya dan mencari di database kita siapa dia. Dari gerakannya otak
juga meramalkan dia mau apa?
Proses rumit itu berlangsung di otak bawah sadar. Otak sadar kita hanya
diberi tahu bahwa si A sedang mendekati kita dengan tersenyum. Otak
sadar kita juga diberi tahu bahwa dari rumor yg kita dengar sebelumnya,
si A berusaha merebut pacar kita.
Kita cukup perintahkan ke otah bawah sadar kita: pura-pura
kesandung saja biar minuman di gelas yang kita pegang bisa kita siramkan
ke A.
Otak bawah sadar segera mengkoordinasikan ribuan otot kita bergerak
seolah-olah kita tersandung dan menyiramkan minuman kita ke si A. Sambil
tentunya juga memerintahkan ribuan otot di wajah kita untuk menampilkan
wajah terkejut….
Otak sadar tidak mau tahu otot mana saja yang harus berkontraksi dan
dalam urutan bagaimana. Itu urusan teknis yang gak penting, yang penting
puas…
Adakah Yang Menyadari Detil Yang Rumit?
Secara umum kita tidak bisa mengakses detil perhitungan yang dilakukan
oleh otak bawah sadar kita. Tetapi pada kasus tertentu ada orang yang
mampu mengakses langsung detil yang rumit tersebut.
Pada orang yang menderita sindrom savant, mereka seolah-olah
mempunyai akses langsung ke beberapa detil perhitungan rumit tersebut.
Anak teman saya misalnya bila diberitahu sebuah tanggal, akan segera
tahu hari apa itu, senin atau hari lainnya, walau tanggal itu seratus
tahun yang lalu.
Beberapa catatan spektakuler para savant dapat kita cari di
internet, ada yang seperti kalkulator super yang mampu menghitung
bilangan luar biasa besarnya dalam sekejap, ada yang mampu mengingat
detil isi ribuan buku, ada yang mampu membuat patung atau lukisan dengan
detil luarbiasa atas obyek yang baru mereka lihat dalam sekejap.
Apa mereka menjadi manusia unggul? sayangnya tidak. Dari catatan
wikipedia, 50% dari mereka adalah penderita autis yang lainnya mempunyai
masalah mental dan kejiwaan.
Otak mereka tidak bekerja dengan efektif. Pada sebagian besar orang,
pikiran sadar meninggalkan semua detil tersebut di otak bawah sadar dan
hanya mengambil kesimpulan yang penting untuk mengambil kesimpulan atau
tindakan berikutnya. Pada orang autis, detil perhitungan itu membanjiri
pikiran sadar mereka, membuat pengambilan keputusan menjadi jauh lebih
rumit.
Kebanyakan para savant mengalami kesulitan berinteraksi secara
sosial, dan itu harga yang harus dibayar oleh kemampuan super mereka.
Bisakah Dengan Sadar Mengakses Otak Super Kita?
Secara teoritis, semua orang mempunyai kemampuan otak super tersebut,
akan tetapi untuk keperluan praktis, ada sekat yang menghambat alam
sadar kita mengakses langsung kemampuan super tersebut.
Seorang ilmuwan Australia Allan Snyder mengembangkan sebuah
stimulator magnetik otak yang membuat kita mampu mengakses kemampuan
super tersebut.
Pada sebuah artikel di New York Times: Savant for a Day ,
dalam pengaruh stimulator magnetik otak, seseorang yang tidak mempunyai
kemampuan menggambar menjadi seseorang yang mampu menggambar dengan
detil dan akurasi yang luar biasa.
Kemampuan ini luar biasa, tetapi di saat yang sama, beberapa kemampuan
normal manusia menjadi terganggu. beberapa orang menjadi kehilangan
kemampuan berbahasa dan beberapa ekses yang tak terduga.
Masih mengejar kemampuan super?
0 comments:
Post a Comment