Sunday, September 23, 2012

Hikmah dilarang berlebih-lebihan dalam beragama


Ketahuilah bahwa sesungguhnya sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama tidak akan berakibat pada timbulnya kemaslahatan dunia dan akhirat, bahkan justru berakibat sebaliknya. Sikap berlebih-lebihan akan mengakibatkan kelemahan. Jika kelemahan itu terjadi  dalam pelaksanaan kewajiban, maka akan menimbulkan sikap meremehkan dan maksiat. Tambahan yang tidak ada dalam agama (bid’ah) akan menimbulkan berkurangnya fungsi agama. Jika tambahan itu terus dilaksanakan akan berakibat terputusnya pahala, karena berarrti memasukkan ke dalam agama sesuatu yang bukan dari agama. Rasulullah bersabda :

يا أيّها النّاس افعلوا من الاعمال ما تطيقون فانّ الله لا يملّ من الثّواب حتّى تملّوا من العمل, و خير العمل ما ديم عليه

Artinya : “ Wahai manusia, kerjakanlah amalan-amalan yang engkau mampu, maka sesungguhnya Allah tidak bosan memberikan pahala sehingga kalian sendiri bosan untuk berbuat (bekerja), dan sebaik-baik amal perbuatan adalah yang lebih langgeng “.

Beliau juga berkata kepada seseorang yang terlalu tekun dalam beribadah hingga matanya  rusak :

انّ هذا الدّين متين فأوغل فيه برفق , انّ المنبت لا ارضا قطع و لا ظهرا ابقى

Artinya : “ Sesungguhnya agama ini ulet  (elastis), maka masuklah ke dalamnya dengan lemah lembut (tidak kaku). Sesungguhnya tanaman itu tidak merusak tanah dan tidak melestarikannya “.

Tidak diragukan lagi bahwa manusia, di samping mendapat beban untuk beribadah yang erat kaitannya dengan masalah akhirat, juga mendapat beban untuk memakmurkan  bumi dan menegakkan kehidupan yang goncang. Kalau seorang hanya sepenuhnya memperhatikan kehidupan akhirat, niscaya dunia akan hancur, aturan kehidupan dan segala nikmat yang tak terhitung banyaknya akan rusak.

Sikap berlebih-lebihan bukan hanya dilarang dalam urusan keagamaan, tetapi pada setiap masalah pun sikap itu tercela, baik dalam masalah agama atau masalah dunia.

Mathraf bin Abdullah bin Syukhair berkata kepada anaknya ketika sedang beribadah : “ Wahai anakku, kebaikan itu letaknya di antara dua kejelekan, yakni agama itu berada di antara terlalu kurang (beribadah) dan terlalu berlebih-lebihan (dalam beribadah). Sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah ”.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host