Alasan
kenapa Al - Quran diturunkan berbahasa arab Selasa, 31 Januari 2012 · Posted in
Religi Sebelum diutusnya nabi Muhammad SAW, Allah SWT berbicara kepada umat
manusia dengan menggunakan bahasa masing-masing. Dan Allah SWT mengutus para
nabi dari keturunan masing-masing bangsa dan bahasa itu. Sebagaimana
firman-Nya:
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka
Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS.
Ibrahim: 4)
Namun khusus untuk nabi yang terakhir, Allah SWT telah menetapkan
kebijakan tersendiri. Pertama, nabi terakhir itu benar-benar nabi yang diutus
untuk terakhir kalinya. Artinya, setelah itu tidak akan ada lagi nabi, meski
hari kiamat masih jauh. Kedua, nabi itu hanya memiliki satu bahasa dan tentunya
kitab suci yang diturunkan pun hanya satu bahasa saja. Dan bahasa yang dipilih
adalah bahasa Arab.
Kemudian Allah SWT pun telah menetapkan bahwa cara manusia
berkomunikasi dengan-Nya lewat ibadah shalat pun dengan menggunakan bahasa
Arab. Shalat itu menjadi tidak sah ketika tidak menggunakan bahasa Arab, meski
tentunya bukan berarti Allah SWT tidak mengerti bahasa lainnya. Namun sengaja
Allah SWT menetapkan bahwa shalat kepada-Nya hanya boleh menggunakan bahasa
Arab saja.
Mengapa Al-Qur’an berbahasa Arab?
Alasannya pastilah terkait dengan
karakteristik Al-Qur’an itu sendiri, sehingga bahasa lain dianggap tidak layak
digunakan oleh Al-Qur’an. Maka untuk menjawabnya, kita perlu tahu karakteristik
Al-Qur’an itu sendiri.
Al-Qur’an untuk Semua Manusia
Berbeda dengan kitab suci
agama sebelum Islam yang diperuntukkan khusus kepada kalangan terbatas,
Al-Qur’an diperuntukkan untuk seluruh makhluk melata yang bernama manusia. Maka
bahasa yang digunakan Al-Qur’an haruslah bahasa yang punya posisi strategis
bagi semua bangsa manusia. Dan bahasa itu adalah bahasa arab dengan sekian
banyak alasannya.
Bahasa Arab adalah Induk Dari Semua Bahasa Manusia
Pendapat
ini sering mengemuka ketika kita mempelajari sejarah suatu bahasa. Analisa yang
sering digunakan adalah bahwa sejak manusia pertama, Nabi Adam as, menjejakkan
kaki di atas bumi, beliau sudah pandai berbicara. Dan karena sebelum beliau
adalah penduduk surga, di mana ada keterangan bahwa bahasa penduduk surga
adalah bahasa Arab di dalam suatu riwayat, maka otomatis bahasa yang digunakan
oleh Nabi Adam as itu adalah bahasa Arab. Dan tentunya anak-anak keturunan Nabi
Adam as itu pun menggunakan bahasa Arab. Meski pun setelah itu jumlah mereka tambah
banyak dan tersebar ke berbagai benua, kemudian berkembang menjadi jutaan
bahasa yang saling berbeda.
Bahasa Arab adalah Bahasa Tertua dan Abadi
Sebagian
ahli sejarah bahasa mengatakan bahwa Nabi Adam as dan istrinya Hawwa adalah
manusia yang pertama kali menggunakan bahasa Arab. Sebab mereka diciptakan di
dalam surga, dimana ada dalil yang menyebutkan bahwa bahasa penduduk surga
adalah bahasa arab. Ketika Adam as menjejakkan kaki pertama kali di permukaan
planet bumi, maka bahasa yang dilafadzkannya tentu bahasa arab.
Kalau kemudian
anak-anak Adam berkembang biak dan melahirkan jutaan bahasa yang beragam di
muka bumi, semua berasal dari bahasa arab. Jadi bahasa arab memang induk dari
semua bahasa yang dikenal umat manusia. Wajar pula bila Al-Qur’an yang
diperuntukkan untuk seluruh umat manusia menggunakan bahasa yang menjadi induk
semua bahasa umat manusia.
Bahasa Inggris sekarang ini boleh saja dikatakan
bahwa paling populer di dunia, akan tetapi tidak ada bahasa yang bisa bertahan
lama di muka bumi selain bahasa Arab. Sebab sejarah membuktikan bahwa sejak
zaman Ibrahim as. di muka bumi yang diperkirakan hidup pada abad 19 sebelum
masehi, mereka tercatat sudah menggunakan bahasa Arab. Itu berarti bahasa Arab
paling tidak sudah digunakan oleh umat manusia sejak 40 abad yang lalu, atau
4000 tahun.
Bahkan analisa yang lebih jauh lagi menunjukkan bahwa bahasa Arab
telah berusia lebih tua lagi. Karena bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan
Allah SWT untuk berfirman di dalam Al-Quran. Sementara Al-Quran itu sudah ada
di sisi Allah SWT jauh sebelum awal mula diturunkan di masa Rasulullah SAW. Dan
Allah SWT menjamin bahwa Al-Quran itu tidak akan lenyap hingga hari kiamat.
Artinya, bahasa Arab adalah bahasa yang sudah jauh sebelum adanya peradaban
manusia dan akan terus berlangsung hingga akhir dunia ini.
Bahasa Arab Paling
Banyak Memiliki Kosa Kata
Sebagai induk dari semua bahasa di dunia dan tetap
digunakan umat manusia hingga hari ini, wajar pula bila bahasa Arab memiliki
kosa kata dan perbendaharaan yang sangat luas dan banyak. Bahkan para ahli
bahasa Arab menuturkan bahwa bahasa Arab memiliki sinonim yang paling
menakjubkan. Sebagai contoh, salah satu peneliti bahasa Arab mengemukakan bahwa
orang Arab punya 80 sinonim untuk kata yang bermakna unta. Dan punya 200
sinonim untuk kata yang bermakna (ma'af) anjing.
Fenomena seperti ini tidak
pernah ada di dalam bahasa lain di dunia ini. Dan hanya ada di dalam bahasa
arab, karena faktor usia bahasa arab yang sangat tua, tetapi tetap masih
digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari hingga hari ini. Dengan alasan
ini maka wajar pula bila Allah SWT memilih bahasa arab sebagai bahasa yang
dipakai di dalam Al-Qur’an.
Bahasa Arab adalah Bahasa yang Paling Banyak
Diserap
Bahkan serapan dari bahasa Arab nyaris terdapat di hampir semua bahasa
asing lainnya yang ada di berbagai belahan bumi ini. Nyaris bahasa-bahasa yang
kita kenal sekarang ini, telah banyak menyerap kosa kata dan istilah dari
bahasa Arab. Salah satunya adalah bahasa Inggris dan tentunya bahasa Indonesia.
Bahkan bahasa ilmiah di dunia sains pun tidak lepas dari pengaruh serapan kata
dari bahasa Arab. Istilah alkohol, aljabar, algoritme dan lainnya adalah bagian
dari serapan dari bahasa arab.
Al-Qur’an Berlaku Sepanjang Masa
Berbeda dengan
kitab suci agama lain yang hanya berlaku untuk masa yang terbatas, Al-Qur’an
sebagai kitab suci diberlakukan untuk masa waktu yang tak terhingga, bahkan
sampai datangnya kiamat. Maka bahasa yang digunakan Al-Qur’an haruslah bahasa
yang tetap digunakan oleh umat manusia sepanjang zaman.
Kenyataannya, sejarah
manusia belum pernah mengenal sebuah bahasa pun yang tetap eksis sepanjang
sejarah. Setiap bahasa punya usia, selebihnya hanya tinggal peninggalan
sejarah. Bahkan bahasa Inggris sekalipun masih mengalami kesenjangan sejarah.
Maksudnya, bahasa Inggris yang digunakan pada hari ini jauh berbeda dengan
bahasa yang digunakan oleh orang Inggris di abad pertengahan. Kalau Ratu
Elizabeth II masuk ke lorong waktu dan bertemu dengan ’mbah buyut’-nya, King
Arthur, yang hidup di abad pertengahan, mereka tidak bisa berkomunikasi, meski
sama-sama penguasa Inggris di zamannya. Mengapa?
Karena meski namanya masih
bahasa Inggris, tapi kenyataannya bahasa keduanya jauh berbeda. Karena setiap
bahasa mengalami perkembangan, baik istilah maupun grammar-nya. Setelah beratus
tahun kemudian, bahasa itu sudah jauh mengalami deviasi yang serius.
Yang
demikian itu tidak pernah terjadi pada bahasa Arab. Bahasa yang diucapkan oleh
nabi Muhammad SAW sebagai orang arab yang hidup di abad ke-7 masih utuh dan
sama dengan bahasa yang dipakai oleh Raja Abdullah, penguasa Saudi Arabia di
abad 21 ini. Kalau seandainya keduanya bertemu dengan mesin waktu, mereka bisa
’ngobrol ngalor ngidul’ hingga subuh dengan menggunakan bahasa arab.
Dengan
kenyataan seperti ini, wajarlah bila Allah SWT memilih bahasa arab sebagai
bahasa Al-Qur’an Al-Kariem yang abadi. Kalau tidak, boleh jadi Al-Qur’an sudah
musnah seiring dengan musnahnya bahasanya.
Al-Qur’an Mengandung Informasi yang
Padat
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kemampuannya menampung informasi
yang padat di dalam huruf-huruf yang singkat. Sebuah ungkapan yang hanya
terdiri dari dua atau tiga kata dalam bahasa arab, mampu memberikan penjelasan
yang sangat luas dan mendalam. Sebuah kemampuan yang tidak pernah ada di dalam
bahasa lain.
Makanya, belum pernah ada terjemahan Al-Qur’an yang bisa dibuat
dengan lebih singkat dari bahasa arab aslinya. Semua bahasa umat manusia akan
bertele-tele dan berpanjang-panjang ketika menguraikan isi kandungan tiap ayat.
Sebagai contoh, lafadz ’ain dalam bahasa arab artinya ’mata’, ternyata punya
makna lain yang sangat banyak. Kalau kita buka kamus dan kita telusuri kata
ini, selain bermakna mata juga punya sekian banyak makna lainnya. Di dalam
kamus kita mendapati makna lainnya, seperti manusia, jiwa, hati, mata uang
logam, pemimpin, kepala, orang terkemuka, macan, matahari, penduduk suatu
negeri, penghuni rumah, sesuatu yang bagus atau indah, keluhuran, kemuliaan,
ilmu, spion, kelompok, hadir, tersedia, inti masalah, komandan pasukan, harta,
riba, sudut, arah, segi, telaga, pandangan, dan lainnya.
Bahasa lain tidak
punya makna yang sedemikian padat yang hanya terhimpun dalam satu kata dan
hurufnya hanya ada tiga. Dan wajar pula bila Allah SWT berkenan menjadi bahasa
arab sebagai bahasa untuk firman-Nya yang abadi.
Al-Qur’an Harus Mudah Dibaca
dan Dihafal
Sesuai dengan fungsi Al-Qur’an yang salah satunya sebagai pedoman
hidup pada semua bidang kehidupan, Al-Qur’an harus berisi beragam materi dan
informasi sesuai dengan beragam disiplin ilmu. Dan kita tahu bahasa dan istilah
yang digunakan di setiap disiplin ilmu pasti berbeda-beda. Dan sangat boleh
jadi seorang yang ahli di dalam sebuah disiplin ilmu akan menjadi sangat awam
bila mendengar istilah-istilah yang ada di dalam disiplin ilmu lainnya.
Dan
kalau beragam petunjuk yang mencakup beragama disiplin ilmu itu harus disatukan
dalam sebuah kitab yang simpel, harus ada sebuah bahasa yang mudah, sederhana
tapi tetap mengandung banyak informasi penting di dalamnya. Bahasa itu adalah
bahasa Arab. Karena bahasa itu mampu mengungkapkan beragam informasi dari
beragam disiplin ilmu, namun tetap cair dan mudah dimengerti. Dan saking
mudahnya, bahkan bisa dihafalkan di luar kepala.
Salah satu karakteristik
bahasa Arab adalah mudah untuk dihafalkan, bahkan penduduk gurun pasir yang
tidak bisa baca tulis pun mampu menghafal jutaan bait syair. Dan karena mereka
terbiasa menghafal apa saja di luar kepala, sampai-sampai mereka tidak terlalu
butuh lagi dengan alat tulis atau dokunentasi. Kisah cerita yang tebalnya
berjilid-jilid buku, bisa digubah oleh orang arab menjadi jutaan bait puisi
dalam bahasa arab dan dihafal luar kepala dengan mudah. Barangkali fenomena ini
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tulis menulis kurang berkembang di
kalangan bangsa arab saat itu. Buat apa menulis, kalau semua informasi bisa
direkam di dalam otaknya?
Maka sangat wajar kalau Allah SWT menjadikan bahasa
arab sebagai bahasa Al-Qur’an.
Al-Qur’an Harus Indah dan Tidak Membosankan
Salah satu keunikan bahasa arab adalah keindahan sastranya tanpa kehilangan
kekuatan materi kandungannya. Sedangkan bahasa lain hanya mampu salah satunya.
Kalau bahasanya indah, kandungan isinya menjadi tidak terarah. Sebaliknya,
kalau isinya informatif maka penyajiannya menjadi tidak asyik diucapkan.
Ada
sebuah pintu perlintasan kereta api yang modern di Jakarta. Setiap kali ada
kereta mau lewat, secara otomatis terdengar rekaman suara yang membacakan
peraturan yang terkait dengan aturan perlintasan kereta. Awalnya, masyarakat
senang mendengarkannya, tapi ketika setiap kali kereta mau lewat, suara itu
terdengar lagi, maka orang-orang menjadi jenuh dan bosan. Bahkan mereka malah
merasa terganggu dengan rekaman suara itu. Ada-ada saja komentar orang kalau
mendengar rekaman itu berbunyi secara otomatis.
Tapi lihatlah surat Al-Fatihah,
dibaca orang ribuan kali baik di dalam shalat atau di luar shalat, belum pernah
ada orang yang merasa bosan atau terusik ketika diperdengarkan. Bahkan bacaan
Al-Qur’an itu begitu sejuk di hati, indah dan menghanyutkan. Itu baru pendengar
yang buta bahasa arab. Sedangkan pendengar yang mengerti bahasa arab, pasti
ketagihan kalau mendengarnya.
Tidak ada satu pun bahasa di dunia ini yang bisa
tetap terdengar indah ketika dibacakan, namun tetap mengandung informasi kandungan
yang kaya, kecuali bahasa arab. Maka wajarlah bila Allah SWT berfirman dengan
bahasa arab.
Apa yang kami sampaikan ini baru sebagai kecil dari sekian banyak
hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan bahasa arab. Kita tidak tahu apa jadinya
bila Al-Qur’an ini tidak berbahasa arab. Mungkin bisa jadi Al-Qur’an hanya ada
di musium saja.
Dan jikalau Kami jadikan al-Quraan itu suatu bacaan dalam
bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan, "Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?.... (QS Fushshilat: 44)
Wallahu a’lam bish-shawab, Wassalamu
’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
0 comments:
Post a Comment