Monday, September 24, 2012

Hasan Al-Bashri, Ulama Berwibawa Pengingat Penguasa


Nama lengkapnya Hasan bin Yasar Al-Bashri, biasa dipanggil Abu Sa'id. Ia dilahirkan di madinah tahun 21 H pada masa pemerintahan Umar bin Al-Khatab. Ayahnya, Yasar, adalah Maula Yazid bin Tsabit, dan ibunya, Khairah, adalah maulah Ummu Salamah, Ummul Mukminin. Ia menghafal Alquran pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Ia adalah ulama terkemuka bashrah yang terkenal fasih dan termasuk seorang ahli hikmah.

Ia pernah menjadi sekretaris gubernur Khurasan, Rabi'bin Ziyad, pada masa pemerintahan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Ia sering ikut berperang dan berjihad di jalan Allah. Ia pernah mengatakan, "Dirham tidak akan membuat seseorang mulia, melainkan justru dia akan dihinakan Allah".

Hasan Al-Bashari adalah seorang ulama yang ensiklopedik, memiliki derajat yang tinggi, faqih, tsiqah, terpercaya, ahli ibadah, pengetahuannya luas, tutur katanya fasih, dan berwajah tampan.

Imam Al-Ghazali pernah berkata, "Hasan Al-Bashri adalah orang yang paling mirip perkataannya dengan perkataan para Nabi, dan orang yang paling dekat petunjuknya dengan petunjuk para sahabat".

Maslamah bin Abdul Malik pernah berkata, "bagaimana mungkin suatu kaum akan sesat jika ditengah-tengah mereka ada orang seperti Hasan Al-Bashri". Ia adalah seorang ulama yang berwibawa dan memiliki derajat yang tinggi.

Ia sering menemui para penguasa dan menyuruh mereka berbuat makruf dan mencegah mereka dari perbuatan munkar. Ia tidak pernah merasa takut menghadapi siapa pun. Ia pernah ikut berperang bersama sekelompok sahabat untuk membebaskan wilayah Khurasan. Di dalam medan pertempuran, ia adalah seorang prajurit yang pemberani.

Yazid bin Hausyab berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang paling takut terhadap neraka selain Hasan Al-Bashari dan Umar bin Abdul Aziz. Karena saking takutnya, seolah neraka tidak dicipta kecuali untuk mereka berdua".

Suatu hari, Hasan Al-Bashri menangis. Lalu ada yang bertanya, "Faktor apa yang membuatmu menangis, wahai Hasan?" ia menjawab, "Aku khawatir besok Allah melemparkanku ke dalam api neraka, dan Dia tidak peduli".

Tatkala Umar bin Abdul Aziz terpilih menjadi khalifah, ia melayangkan sepucuk surat kepada Hasan Al-Bashri. Dalam surat tersebut, Umar menulis, "aku telah diuji dengan jabatanku yang baru ini, maka bantulah aku untuk mencari orang-orang yang dapat membantuku menjalankan pemerintahan".

Hasan menjawab, "Orang-orang yang cinta dunia pasti tidak anda kehendaki, sementara orang-orang yang cinta akhirat pasti tidak ingin membantu anda dalam pemerintahan. Karena itu, hendaklah anda memohon pertolongan dari Allah".

Ia meriwayatkan hadist dari Imran bin Hushain, Mughirahbin Syu'bah, dan Nu'man bin Basyir. Di antara perawi yang meriwayatkan hadist darinya adalah Malik bin Dinar, Hamid Ath-Thawil, dan Abu Asyhab.

Hasan meninggal di Bashrah tahun 110 H dalam usia 89 tahun. Jika ditemukan nama "Al-Hasan" di dalam kitab-kitab fiqih, hadits, biografi perawi hadits, Zuhud, akhlak, dan tashawuf, maka yang dimaksud adalah Hasan Al-Bashri.

Shuhaib Ar-Rumi, Sang Pemanah Ulung Berdarah Biru


Nama lengkapnya Shuhaib bin Sinan bin Malik, dan populer dengan nama Shuhaib Ar-Rumi. Ia dilahirkan di Mosul tahun 32 sebelum hijrah. Ayahnya adalah seorang gubernur wilayah Al-Ablah pada masa pemerintahan Kisra. Ia berasal dari keturunan Arab Asli.

Masa kecilnya ia lalui dengan bahagia dan dibesarkan di tengah-tengah istana milik ayahnya. Suatu hari, wilayah kekuasaan ayahnya diserbu oleh tentara Romawi. Tentara Romawi menawan sebagian besar penduduknya di antaranya adalah Shuhaib yang saat itu masih anak-anak.

Shuhaib pun dibawa pihak musuh berkelana ke berbagai daerah hingga akhirnya ia dibeli oleh Abdullah bin Jad'an yang berasal dari Makkah. setelah menghabiskan masa kanak-kanaknya dan masa remajanya di wilayah Romawi, ia pun akhirnya mahir berbahasa Romawi.

Tuannya sangat kagum terhadap kecerdasan Shuhaib dan ketulusannya dalam bekerja. Tuannya akhirnya memerdekakannya dan mengajaknya untuk menemaninya berniaga. Ia masuk Islam bersama Ammar bin Yasir. Ia termasuk salah satu diantara tujuh orang yang menampakkan keislamannya dihadapan publik makkah secara terang-terangan.

Ia memiliki kulit cokelat kemerah-merahan, postur tubuhnya sedang, dan rambutnya lebat. Rasulullah mempersaudarakannya dengan Harist bin Shummah. Tatkala orang-orang musyrik Quraisy mengetahui Shuhaib hijrah ke madinah, mereka pun mengikuti jejaknya. Setelah bertemu, Shuhaib menunjukkan kepada mereka semua harta, emas, dan keuntungan perdagangannya selama ini. Mereka pun mengancam Shuhaib dengan mengatakan, " dulu anda adalah seorang fakir miskin yang datang kepada kami, kemudian harta anda menjadi berlimpah dan anda menjadi seorang pedagang sukses di tengah-tengah kami. Sekarang anda pergi ke Madinah dengan membawa semua harta kekayaan yang anda miliki".

Setiba di madinah, Rasulullah mengatakan kepada Shuhaib, "perdagangan anda telah menuai untung, wahai Abu Yahya". Lalu turunlah firman Allah, "Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah..." (Al-Baqarah: 207)

Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Suatu ketika, ia terserang penyakit mata, lalu Nabi melihatnya sedang menyantap korma dan berkata, "Anda makan korma, padahal mata anda sedang sakit?" Shuhaib menjawab, "Ya Rasullah, aku menyantapnya dan melihatnya dengan mataku yang satunya yang masih sehat. "Mendengar hal itu, Rasulullah tersenyum sampai gigi depannya tampak.

Ia termasuk seorang pemanah ulung. Sebelum meninggal, Umar bin Al-Khatab berwasiat agar jenazahnya dishalati oleh Shuhaib. Ia mengimami shalat jenazah sebanyak tiga kali sampai 6 orang yang ditunjuk Umar berhasil memilih salah satu di antara mereka menjadi khalifah.

Nabi pernah mengatakan, "Aku adalah sabiq (orang yang paling dahulu masuk islam dari) bangsa arab, shuhaib adalah sabiq bangsa Romawi, Salman adalah sabiq bangsa Persia, dan Bilal adalah sabiq bangsa Habasyah".

Ia meriwayatkan 307 Hadist dari Nabi, Di antaranya, Nabi bersabda, "Sungguh mengherankan! Apapun yang terjadi pada diri seorang mukmin, pasti mendatangkan kebaikan baginya. Dan yang demikian itu tidak berlaku kecuali bagi orang mukmin. Apabila memperoleh sesuatu yang menyenangkan, ia bersyukur; maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila ditimpa sesuatu yang menyusahkan, ia bersabar; maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya".(HR. Muslim). Shuhaib Ar-Rumi meninggal di Madinah tahun 38 H.

Ashabul Kahfi

 
“Ingatlah tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung bberapa lama mereka tinggal (dalam gua itu). Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS Al-Kahfi [18]: 10-13)


Ashabul Kahfi adalah kisah sejumlah pemuda yang beriman kepada Allah SWT. Bersama mereka, ikut pula seekor anjing. Tertidur dalam gua selama ratusan tahun, para pemuda Ashabul Kahfi pun selamat dari kekejaman Diqyanus, raja Romawi pemuja berhala.

Demi menyelamatkan akidahnya, para pemuda Ashabul Kahfi meninggalkan negerinya. Dengan rahmat dan perlindungan Allah SWT mereka tertidur selama 300 tahun ditambah sembilan tahun dalam gua. Tanpa mereka sadari, badan mereka dibolak-balikkan ke kanan dan ke kiri, serta telinga mereka ditutup sehingga mereka tidak terbangun oleh suara apapun, sedangkan anjing mereka membentangkan kedua lengannya di depan pintu gua. Ketika terjaga, wajah kota telah berubah dan uang perak mereka tidak berlaku lagi, sehingga membuat mereka tersadar bahwa mereka tidaklah tertidur sehari atau setengah hari saja, melainkan ratusan tahun.

Hingga kini, jumlah mereka masih menjadi perdebatan. Bahkan Al Qur-an pun menjelaskan tentang perselisihan jumlah mereka. Ada yang mengatakan tiga orang, yang keempat anjingnya, dan mengatakan lima orang, yang keenam anjingnya, serta mengatakan tujuh orang, yang kedelapan anjingnya. Sesungguhnya hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah mereka secara pasti.

Kisah Ashabul Kahfi memberikan inspirasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam teori hibernasi, yaitu kondisi ketidakaktifan dan penurunan metabolisme pada tubuh, serupa dengan kondisi tidur. Para pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur selama ratusan tahun tetap dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum dan tidak mengalami kerusakan pada tulang dan otot. Padahal kerusakan dan hancurnya otot tidak terhindarkan pada orang-orang yang kelaparan sehingga dapat menyebabkan kematian. Kini, teori hibernasi lebih dikembangkan bagi para astonot dan para penderita kerusakan sel tulang.

Baitul Maqdis


“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra’ [17]: 1)

Baitul Maqdis merupakan kebanggaan dan kota suci umat Islam. Allah SWT memberkahi tempat ini dan lingkungan sekelilingnya untuk seluruh alam sebagai negeri tempat tinggal para nabi sekaligus tempat turunnya malaikat yang suci.

Keberadaan Baitul Maqdis senantiasa menyatu dengan sejarah dunia Islam. Di tempat inilah berdiri Masjid Al Aqsha, kiblat pertama umat muslim dan masjid kedua yang didirikan di bumi setelah Masjidil Haram. Peristiwa mi’raj Rasulullah Saw dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha hingga ke langit ke tujuh sekaligus menjadi bukti kesempurnaan kuasa dan kesucian-Nya.

Dahulu orang mengenal kota ini dengan nama Al Quds, namun sejak pertama kali Islam berkuasa dinamakan Baitul Maqdis. Kota ini terletak di Yerussalem, dan negeri-negeri di sekitarnya adalah negeri Syam, yaitu Suriah, Yordania, Palestina dan Lebanon. Di negeri yang aman dan mulia ini, Allah SWT mengutus begitu banyak nabi dan rasul. Ke negeri ini pula Allah SWT menyelamatkan banyak nabi dan rasul dari azab pedih yang ditimpakan kepada kaumnya, termasuk Nabi Luth as.

Beberapa bangunan dan benda bersejarah yang terdapat di dalamnya menjadikan tempat ini sebagai tempat yang paling dipersengketakan dan diperebutkan seluruh umat manusia sepanjang masa. Sebut saja Al Shakhra, batu tambatan buraq dan tempat berpijaknya Rasulullah saw ketika akan naik ke langit, Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock), masjid kuning yang dibangun oleh Khalifah Umar bin Khatab, serta peninggalan bangunan istana Nabi Sulaiman as (Haikal Sulaiman)

Penaklukkan Baitul Maqdis untuk kedua kalinya pada suatu masa nanti menjadi salah satu tanda akan datangnya hari kiamat kelak. Wallahu ‘alam bi shawwab.

Makkah Al-Mukarramah

 
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.” (QS Al-Quraisy [106]: 3-4)

Makkah Al-Mukarramah adalah satu dari tiga kota yang dimuliakan dalam Alquran, disamping Madinah dan Palestina. Di sana merupakan tempat berkumpulnya fadhilah dan keutamaan, seperti diangkatnya derajat, diampuninya kesalahan serta tempat orang berlomba dalam kebaikan.

Di tanah suci inilah terdapat rumah Allah (Baitullah), Ka'bah al Musyarrafah sebagai kiblat kaum muslimin sekaligus sebagai tempat ibadah pertama di muka bumi. Di kota ini pula bermukimnya nabi pertama Adam As dan dilahirkannya nabi terakhir Muhammad Saw. Setiap tahunnya, jutaan manusia dari segenap penjuru yang jauh, datang untuk menjalankan ibadah haji dan umroh.

Terletak di sebuah lembah di tengah padang pasir dan dikelilingi bukit-bukit, Makkah merupakan kota tertua di dunia. Namanya terukir dalam Al-Qur'an dengan nama Ummu al-Qura atau Bayt al Atiq. Sebutan tanah haram juga diberikan karena Allah mengharamkan beberapa hal dilakukan di wilayah haram, yaitu menumpahkan darah, membunuh hewan, mencabut rumput, termasuk melarang non muslim masuk.

Dalam penelitian ilmiah, secara falaqi ditemukan bahwa Makkah adalah pusat bumi dan Ka'bah yang dibangun di jantung Makkah merupakan porosnya. Beberapa hadist bahkan mengatakan Makkah merupakan satu dari dua tempat aman yang tidak dapat dimasuki Dajjal pada akhir zaman.

Mesir

 
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi.” (QS Al-Qashas[28]: 5)

Mesir dengan segala peradabannya, merupakan negeri yang sangat terkenal sejak dahulu. Di negeri inilah lahir tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang mewarnai sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Tidak kurang dari Seratus Empat Ribu masjid yang berdiri di sana menjadikan negeri ini dijuluki Negeri Seribu Menara.

Sejarah negeri Mesir sangat melekat dengan kisah nabi Musa as dengan Sungai Nil nya, sungai terpanjang di dunia yang melintasi sembilan negara di Afrika dan menjadi jantung perekonomian masyarakat Mesir. Terselip pula kisah Fir’aun dengan Piramida dan kemajuan teknologi yang dimilikinya. Negeri Mesir adalah negeri tempat diutusnya para nabi dan rasul serta menjadi tempat tinggalnya orang-orang shaleh.

Dunia Islam kini mengenal Mesir sebagai negeri para ulama besar dunia. Masyarakat Mesir sendiri menjulukinya ummuddun-ya atau ibu peradaban dunia. Sebut saja beberapa ulama besar yang bermukim di sana, semisal Sayyid Qutb dan Hasan Al Banna. Di sana pula dimakamkan sahabat Rasulullah saw, Amru bin Ash, dan Imam Syafi’i. Ada pula kisah Nabi Yusuf as, sang bendaharawan yang telah menyelamatkan Mesir dari masa paceklik dan krisis ekonomi yang panjang. Sebuah kisah yang memuat pesan keutamaan ilmu dalam sebuah kepemimpinan.

Kehadiran Al Azhar sebagai Universitas tertua dan terkemuka di dunia, hingga kini tetap menjadi kiblat ilmu pengetahuan dan sentral kegiatan dunia Islam.

Kandungan Surah Al-Muddatstsir Ayat 48-56

Setelah para pendurhaka mengakui kedurhakaan mereka, tidak ada lagi yang mereka harapkan kecuali syafaat, yakni adanya pihak yang dapat mengajukan permohonan kepada Allah swt. guna membebaskan mereka dari azab. Tetapi, Allah tidak memerkenankan seorang pun memberi atau menerima syafaat kecuali atas izin-Nya dan itu pun bukan untuk yang memperseketukan-Nya, maka—menurut ayat 48—tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari para pemberi syafaat, yakni seandainya ada yang bersedia dan diizinkan untuk memohonkan syafaat [48].

Jika demikian itu halnya, maka ayat 49 mempertanyakan guna mengecam mereka bahwa: Jika demikian halnya, mengapa para pendurhaka itu berpaling dari peringatan Alquran dan tuntunan yang disampaikan Rasululullah saw sampai-sampai mereka itu bagaikan keledai liar [50], yang lari ketakutan dari kejaran singa [51]. Bahkan lebih aneh lagi setiap orang dari mereka yang berpaling itu berkeinginan supaya diberikan kepadanya, bukan sekadar selembar, tetapi sekian lembaran-lembaran terbuka, yakni yang turun dari langit dan ditujukan khusus kepada masing-masing [52]. Sekali-kali itu tidak mungkin dipenuhi! Sebenarnya mereka itu tidak takut azab akhirat [53]. Ayat 54 memperingatkan mereka bahwa: “Hati-hatilah! Sesungguhnya Alquran ini adalah pengajaran/peringatan [54]. Maka, barangsiapa menghendaki, niscaya ia mengambil dari Alquran ini pelajaran/peringatan darinya” [55].

Selanjutnya, karena ayat 55 dapat menimbulkan kesan tentang kemandirian mutlak manusia, maka ayat 56 yang merupakan penutup surah ini mengingatkan semua pihak bahwa: Mereka, kapan dan di mana pun, tidak akan mengambil pelajaran darinya, kecuali jika Allah swt menghendaki. Dia adalah Tuhan Yang mestinya semua makhluk bertakwa kepada- Nya sehingga mesti dilaksanakan perintah-Nya dan dijauhi larangan-Nya dan Dia juga Yang berwenang memberi ampunan [56], yakni karena itu bertakwalah kepada-Nya dan mohonlah ampunan-Nya.

Ayat-ayat pertama surah ini menuntut dari Rasulullah saw untuk berusaha dengan menempuh segala cara yang baik, sedangkan akhir ayat-ayatnya menekankan bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah swt. Dia “Tempat” takut dan mengharap. Tuhan adalah pangkalan tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersauh. Segala kesalahan yang timbul dari usaha terdahulu akan dapat diampuni-Nya. Demikian bertemu awal surah ini dengan akhirnya dalam satu keserasian yang amat sempurna. Wa Allahu A‘lam.[]

Kisah Nabi Nuh


“Dan sesungguhnyna Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu palajaran bagi semua umat manusia.” (QS Al-Ankabut [29]: 14-15)


Penyesatan akidah dan kekufuran yang dilakukan umat Nabi Nuh As, mendatangkan azab dari Allah SWT berupa banjir besar yang menenggelamkan sebagian permukaan bumi, sebuah peristiwa dahsyat yang terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia.

Nabi Nuh as diutus oleh Allah SWT di daerah Selatan Irak. Dakwah nabi Nuh as selama seribu tahun kurang lima puluh tahun (950 tahun) mendapatkan ejekan dan penolakan yang sangat keras dari kaumnya, bahkan dari istri dan anaknya. Berawal dari pembuatan gambar dan patung orang-orang shaleh untuk tujuan menambah aktivitas ibadah, penyimpangan pun berkembang menjadi penyembahan berhala.

Kesombongan dan tantangan mereka terhadap siksaan dan azab yang senantiasa disampaikan nabi Nuh as pun dijawab oleh Allah SWT. Hujan lebat dan semburan mata-mata air dari dalam bumi menimbulkan bencana air bah yang dahsyat. Kaum yang semula mengejek dan menghina nabi Nuh as pun tenggelam. Termasuk Kan’an, anak nabi Nuh as yang tidak mau beriman kepada Allah SWT.

Nabi Nuh as dan para pengikutnya yang beriman diselamatkan Allah SWT dalam sebuah bahtera besar, yang juga mengangkut berjenis-jenis hewan berpasangan, hingga berlabuh di atas gunung tinggi (Judi).

Sejumlah penelitian menuliskan banjir besar pada zaman Nabi Nuh as telah menenggelamkan wilayah Irak, Iran, dan Turki serta telah menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk bumi dari selatan ke utara. Eksplorasi lain menemukan material yang menyerupai perahu tertimbun di Jazirah Ibnu Umar, bagian timur Turki. Ditemukan di atas ketinggian 7000 kaki dari permukaan laut (1.134 m), perahu dengan panjang 137,1 meter, lebar 22,85 meter, dan berusia lebih dari 100.000 tahun ini dikatakan sebagai bahtera Nabi Nuh As. Sebuah penemuan terbesar di dunia, setelah penemuan mumi Fir’aun.

Sunday, September 23, 2012

Masjid Hassan II Maroko, Kemegahan di Atas Samudera Atlantik

 
Masjid Hassan II merupakan salah satu masjid terbesar di dunia yang menjadi ikon kota Casablanca, Maroko. Masjid ini berdiri megah di atas pondasi bebatuan di atas laut Atlantik.

Masjid yang mulai dibangun pada 1986 hingga tahun 1993 ini memiliki menara masjid setinggi 210 meter (689 kaki) sekaligus menjadi menara masjid tertinggi di dunia. Dengan luas 970.000 meter persegi, masjid Hassan II dirancang oleh arsitek Perancis, Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues.

Desain bangunannya merupakan perpaduan antara arsitektur Islam Andalusia dan Modern, sehingga masjid ini tampak seperti monumen besar yang berdiri di lokasi yang spektakuler dengan platform yang menghadap Samudera Atlantik. Masjid Hassan II dibangun di tanah reklamasi, hampir setengah bangunan masjid terletak di atas air laut Atlantik. Hal ini terinspirasi oleh ayat Al quran:

"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya." (QS Hud: 7)

Sebagian dari lantai adalah kaca dan menawarkan pemandangan ke bawah laut. Masjid ini mampu menampung 105.000 jamaah, terbagi ke dalam bangunan utama yang berkapasitas 25.000 dan pelataran di luar masjid yang berkapasitas 80.000 jamaah.

Jika umumnya jumlah jamaah tarawih di masjid-masjid lain seperti bentuk ekor tikus yang semakin mengecil atau makin lama semakin sedikit, jamaah di Masjid Hassan II ini justru semain membludak. Dari awal bulan Ramadan hingga malam 17 Ramadan bahkan hingga akhir bulan Ramadan, shaf di masjid ini semakin dipenuhi jamaah hingga ke pelataran masjid. Mereka pun salat beratapkan langit dan ditemani hembusan angin laut.

Penuhnya jamaah di masjid ini sesuai dengan cita-cita sang pendiri, Raja Hassan II.

"Aku ingin membangun masjid ini di atas air, karena tahta Allah adalah di atas air. Oleh karena itu umat yang pergi ke sana untuk berdoa untuk memuji Sang Pencipta, bisa merenungkan Tuhan, langit, dan laut," ujar Raja Hassan II saat membangun masjid tersebut.

Salat tarawih di masjid ini berlangsung sebanyak dua kali dalam semalam yakni salat tarawih sepuluh rakaat pada pukul 21.00 sampai pukul 22.30 dan pukul 00.03 sampai menjelang subuh sebanyak sebelas rakaat tarawih termasuk salat Witir. Setiap malamnya sang imam membaca satu juz, sehingga pada malam ke-30 Ramadan ia telah mengkhatamkan 30 juz Alquran.

Untuk menjadi imam di masjid-masjid di Maroko harus memiliki hafalan Alquran. Dan akan menjadi aib jika ia tak sempat khatam Alquran selama Ramadan. Inilah yang perlu ditiru oleh imam-imam masjid di Indonesia.

Masjid Paling Besar dan Megah di Turki

 
Kalau Indonesia punya Masjid Istiqlal yang terkenal dengan kemegahannya, Turki punya Masjid Kocatepe. Inilah masjid paling besar dan megah yang ada di Turki.

Bagi para turis Muslim, salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat traveling ke suatu tempat, adalah singgah di masjid terbesar dan termegahnya. Di Turki, ada sebuah masjid yang besar, megah dan indah yang selalu ramai dikunjungi pelancong, Masjid Kocatepe namanya, seperti yang ditulisa situs Ankara, Senin (5/8/2012).

Masjid ini berada di tengah Kota Ankara, ibukota Turki. Karena posisinya yang strategis inilah, yang membuat Masjid Kocatepe begitu ramai dikunjungi turis Muslim saat liburan ke Turki.

Dibangung pada mulai tahun 1967-1987, Masjid Kocatepe menjelma menjadi landmark Turki yang paling terkenal. Masuk ke dalam masjid, Anda langsung dihadapkan ke ruang salat yang begitu luas dan besar.

Ada banyak ukir-ukiran cantik dan indah di dindingnya. Hawa sejuk dari angin yang bebas masuk dari pintu besar masjid, langsung menghantam tubuh Anda. Tak ketinggalan sebuah lampu kristal mewah menghiasi langit-langit masjid.

Menengok ke kaca jendela masjid, kaligrafi berlafazkan kalimat-kalimat Al Quran terukir indah di sana. Semakin terlihat sempurna dengan adanya kombinasi aneka warna jendela, seperti merah, biru, kuning, hijau dan kuning.

Uniknya, masjid terbesar di Turki ini memiliki mimbar imam yang tak biasa, yaitu di atas sebuah tangga. Saat ingin berkhotbah, imam diharuskan menaiki tangga marmer untuk mencapai mimbar. Jadi, seluruh jamaah bisa melihat imam saat berkhotbah.

Masjid Kocatepe memang pantas disebut sebagai masjid paling megah dan besar di Turki. Betapa tidak, dengan panjang 67 meter dan lebar 64 meter, masjid ini mampu menampung 24.000 orang jamaah di dalamnya.

Masjid ini semakin menarik untuk dikunjungi turis karena di bagian basement terdapat pusat perbelanjaan yang cukup besar. Anda bisa membeli aneka barang menarik di pusat perbelanjaan bawah masjid ini.

Masjid Paling Fenomenal di Indonesia

 
Kata fenomenal tampaknya cocok untuk menggambarkan masjid milik Pesantren Salafiyah di Jawa Timur. Mulai dari arsitekturnya yang luar biasa, hingga namanya yang cukup panjang, akan menuai decak kagum jamaah yang datang.

Masjid adalah rumah ibadah utama umat Muslim. Tak heran banyak yang bermimpi membangun rumah Tuhan ini dengan gaya terbaik. Mulai dari bahan hingga arsitektur, dipilih yang terbaik.

Masjid Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah di Malang, Jawa Timur adalah salah satu di antara masjid dengan gaya arsitektur terbaik di Indonesia. Keunikan arsitektur masjid dan pesantren ini membuat siapa saja terkagum-kagum.

Semua yang telah datang pun sepakat, bahwa cukup sulit untuk menentukan gaya yang dipakai karena sangat unik. Ada yang bergaya China, India, Romawi, hingga Timur Tengah.

Keunikan ini sudah terlihat sejak Anda tiba di depan gerbang masuk pesantren yang berada di Jl Anggur No 7, Desa Sananrejo, Turen, Malang, Jawa Timur. Sebuah gerbang raksasa bergaya Romawi berdiri dengan gagahnya, menyambut setiap orang yang datang, seperti yang ditulis Buku 100 Masjid Terindah Indonesia dan dikutip detikcom, Senin (30/7/2012).

Selanjutnya, pengunjung akan memasuki sebuah serambi yang mirip seperti berada di dalam gua. Seluruh dinding di ruangan ini dibuat mirip seperti dinding gua, lengkap dengan stalaktit.

Masuk ke dalam masjid, jamaah akan mendapati ruang salat yang tak kalah menarik interiornya. Hampir seluruh bagian masjid penuh dengan ukiran dan kaligrafi cantik.

Sebuah mimbar untuk khotib saat berkhutbah juga disiapkan dengan desain yang mewah. Kursi imam dibuat layaknya kursi seorang raja. Mengagumkan!

Tidak hanya masjid, arsitektur luar biasa ini diterapkan di seluruh bangunan pesantren yang terdiri dari 10 lantai. Uniknya, hampir setiap ruangan yang ada di Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah tidak sama. Jadi, pengunjung yang datang akan menemukan suasana yang berbeda di setiap ruangannya.

Untuk masuk ke dalam ruangan pesantren, pengunjung bisa melalui lorong-lorong yang tentunya dibuat dengan gaya arsitektur yang berbeda-beda. Ada yang lorong dibuat seperti gua lengkap dengan stalaktit, ada pula yang dibuat dengan detil bergaya klasik.

Tak heran wajah setiap pengunjung yang datang akan dipenuhi dengan ekspresi penuh decak kagum. Semua akan terpesona dengan karya unik nan indah milik Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah.

Yang mengagumkan, ternyata pesantren dan masjid ini dibuat tanpa bantuan seorang arsitek. Semua dibuat berdasarkan hasil salat istikharah sang pemilik pesantren, KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al Mahbub Rahmat Alam.

Saat ini, Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri 'Asali Fadlaailir Rahmah dibuka untuk umum. Semua orang bisa masuk untuk melihat keindahan arsitektur pesantren. Jangan sampai terlewatkan, ya!

Masjid Hidayatullah, Oase di Tengah Kota Jakarta

 
Masjid Hidayatullah di daerah Karet Setiabudi, Jakarta mencoba bertahan meski telah dihimpit oleh gedung-gedung perkantoran pencakar langit. Posisinya yang strategis membuat masjid ini menjadi semacam oase jiwa bagi siapa saja yang menemui kekosongan hidup ditengah keramaian kota Jakarta.

Masjid Hidayatullah merupakan salah satu masjid yang arsitektur bangunannnya terdapat sentuhan budaya Thionghoa. Salah stu sumber sejarah menyebut masjid ini dibangun pada tahun 1747 di atas lahan wakaf pengusaha Batik Mohamad Yusuf yang tinggal di daerah Karet.

Di sekitar masjid Hidayatullah terdapat makam orang muslim yang dirawat begitu apik, di antara rimbunan pepohonan rindang yang meneduhi kawasan ini. Sudah tiga kali masjid ini direnovasi, yaitu tahun 1921, 1948, dan 1996. Namun renovasi sama sekali tidak mengubah wajah asli masjid.

Jika melihat dari luar, masjid yang sempat akan digusur ini terlihat seperti bangunan khas Thionghoa, dengan atap bersusun tiga melengkung. Sementara kehadiran dua menara yang simetris adalah ciri budaya Hindu yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. Namun saat memasuki lingkungan masjid, jamaah dapat merasakan budaya lain. Pintu-pintu dan jendela yang ada menunjukan gaya Betawi.

Masjid ini menjadi saksi bisu perjuangan umat Islam saat melawan penjajah. Saat penjajahan dulu sering dipakai sebagai tempat mengatur strategi. Dua menara menjulang tinggi di kanan dan kiri pintu masuk masjid dulunya juga dipakai untuk mengintai musuh. Melalui masjid inilah pengiriman senjata ke daerah Karawang dan Cikampek dilakukan.

Menurut A Heuken SJ dalam buku 'Masjid-Masjid Tua Jakarta', kemungkinan masjid ini berawal dari sebuah bangunan mushola/surau atau masjid kecil. Dua menara kembar yang terdapat di bagian muka masjid bisa jadi merupakan gaya arsitektur yang sedang digandrungi di Jakarta ketika itu.

Wow! Ada Taj Mahal di Indonesia


Taj Mahal adalah salah satu bangunan tercantik di dunia. Bangunan di India ini memiliki arsitektur dan kemegahan yang menawan. Tidak usah jauh-jauh ke India, Taj Mahal juga ada di Indonesia. Dimana ya?

Indonesia mempunyai beberapa masjid yang mirip dengan bangunan-bangunan cantik di dunia. Setelah Masjid Agung Jawa Tengah yang menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, ada Masjid An-Nur di Pekanbaru, Riau, yang pemandangannya persis Taj Mahal di India. Wow!

Dari situs wisata Kota Pekanbaru, Jumat (27/72012), Masjid An-Nur adalah masjid termegah di Riau sekaligus tempat pusat kegiatan remaja mesjid se-Riau.

Masjid An-Nur terletak di dekat pusat kota, tepatnya di Jalan Hang Tuah. Masjid yang juga sebagai Islamic Center di Riau ini mempunyai fasilitas yang lengkap, seperti ruang untuk pendidikan Islam, taman yang luas, dan fasilitas hot spot gratis.

Selain fasilitasnya yang lengkap, Masjid An-Nur punya keunikan tersendiri. Ya, masjid ini memiliki bangunan dan pemandangan yang mirip dengan Taj Mahal di India.

Masjid An-Nur memiliki kolam yang mirip dengan kolam di Taj Mahal. Kolam yang luas tersebut berada membentang di bagian depan masjidnya. Saat berdiri di depan kolamnya, Anda akan seolah melihat Taj Mahal.

Hal lainnya yang membuat masjid ini mirip dengan Taj Mahal adalah menara-menara masjidnya yang menjulang tinggi. Menara masjidnya adalah perpaduan pemandangan yang pas dengan kolam di bagian depan masjidnya.

Hampir tidak ada perbedaan antara Masjid An-Nur dan Taj Mahal saat Anda memandangi masjidnya pada malam hari. Cahaya lampu, menara yang menjulang tinggi, dan kolamnya yang luas menjadikan masjid ini adalah Taj Mahal ala Indonesia.

Saat bulan puasa kali ini, masjid ini tidak pernah sepi didatangi oleh pengunjung. Anda bisa berbuka puasa di masjid ini dan juga beribadah menunaikan salat tarawih. Puaskan juga diri Anda untuk mengagumi kecantikan Masjid An-Nur.

Bir Ali, Masjid Paling Anggun di Madinah


Semua Muslim yang akan berangkat umrah dari Madinah, dipastikan akan berkunjung ke Masjid Bir Ali untuk mengambil miqat. Inilah masjid paling anggun yang ada di Madinah, setelah Masjid Nabawi.

Bir Ali adalah nama salah satu masjid yang ada di Madinah. Letaknya tak jauh dari Kota Madinah. Jika menggunakan kendaraan, hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit.

Masjid ini selalu penuh sesak diisi oleh ratusan bahkan ribuan jamaah umrah atau haji dari berbagai belahan dunia. Tujuannya hanya satu, yaitu mengambil miqat untuk memulai umrah, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Miqat adalah tempat memakai ihram dan juga tempat berniat umrah. Saat miqat, pria harus sudah memakai pakaian khusus untuk umrah dan haji yang bernama ihram.

Berbagai ketentuan pun diberlakukan saat umat Muslim telah mengambil miqat. Untuk pria sudah tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki, tidak memakai pakaian yang dijahit dan tanpa penutup kepala. Wanita sudah harus menutup aurat dan hanya boleh menampakkan telapak tangan dan wajah. Bahkan tidak diperbolehkan mengenakan cadar.

Meski tujuan awal datang ke Masjid Bir Ali adalah untuk mengambil miqat, kenyataan yang didapat lebih dari itu. Para jamaah umrah atau haji justru bisa melihat langsung kondisi sebuah masjid yang paling bersih, cantik dan anggun di Madinah, selain Masjid Nabawi tentunya.

Masjid Bir Ali tampak sangat bersih. Hampir dipastikan pada setiap langkah, Anda tidak akan menemukan sampah yang berserakan. Begitu pula dengan kamar mandinya.

Kamar mandi di Masjid Bir Ali memang selalu ramai dan dipenuhi. Kebanyakan umat Muslim yang datang mengambil kesempatan untuk mandi, agar bersih saat berihram.

Meski selalu dipadati, kamar mandi di Masjid Bir Ali tidak kotor apalagi berbau tak sedap. Aroma wangi tersebar begitu semerbak di dalam kamar mandi.

Masuk ke ruang salat, udara sejuk langsung menghantam seluruh tubuh Anda. Empuknya karpet Bir Ali dijamin menambah kekhusyukan ibadah salat atau pun mengaji Anda.

Keluar masjid, aneka pepohonan rindang menghiasi halaman masjid. Udara Kota Madinah yang semula terasa begitu membakar kulit, tiba-tiba berubah menjadi sejuk saat Anda berteduh di bawah pohon rindangnya.

Inilah Masjid Bir Ali. Masjid penuh keanggunan di Kota Madinah.

Alhamra, Jejak Kejayaan Islam di Spanyol


Bagi Anda peminat sepak bola, ketika mendengar nama Barcelona ataupun Real Madrid mungkin tidak asing lagi. Ya, keduanya adalah klub ternama dari Spanyol. Setiap orang saat ini jika ditanya tentang Spanyol, umumnya akan menjawab dengan menyebut dua nama klub raksasa sepak bola.

Spanyol saat ini adalah negara ekonomi terkuat ke-12 di dunia, dan ke-6 di Eropa. Kota-kota di Spanyol dikenal dengan keindahan taman dan bangunannya yang bersejarah. Namun tahukah Anda, jika sebagian taman dan bangunan di kota-kota besar Spanyol banyak yang merupakan warisan peradaban Islam?

Menapaki jejak-jejak Islam di negara Eropa Barat daya begitu terasa ketika melihat bangunan tinggi nan megah. Sebut saja salah satunya adalah Istana Alhamra di Spanyol. Istana ini didirikan oleh Kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor dari Afrika Utara. Bani Ahmar adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol). Istana Alhamra berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol

Sejarah mencatat, nama Alhamra berasal dari bahasa Arab, 'hamra’, bentuk jamak dari 'ahmar' yang berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhamra karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami, di samping marmer-marmer yang putih dan indah.

Namun demikian, ada pula yang berpendapat, nama Alhamra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar –kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol (1232-1492 M). Selain menjadi bukti kejayaan Islam, Istana Alhamra yang bernilai seni arsitektur tinggi ini juga memperlihatkan peradaban tinggi umat Islam ketika itu.

Istana Alhamba adalah simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thariq bin Ziyad. Pasukan Islam sendiri datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas permintaan Gubernur Ceuta, Julian.

Thariq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thariq. Pada 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan musuh di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting seperti: Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah).

Sejumlah kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di Toledo (Raja Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057 M), Saragoza (Raja Tujbiyah, 1019-1039 M dan Raja Huddiyah, 1039-1142 M), Valencia (Raja Amiriyah, 1021-1096 M), Badajos (Raja Aftasysyiyah, 1022-1094 M), Sevilla (Raja Abbadiyah, 1023-1069 M), dan Toledo (Raja Dzun Nuniyah, 1028-1039 M).

Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di Spanyol dengan ibukotanya Cordoba. Selain Istana Alhamra, satu lagi monumen penting kejayaan Islam di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang kini beralih fungsi menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin of Assumption”.

Istana Alhamra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria) dari daerah Afrika Utara. Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin Ubaidah, seorang sahabat Rasulullah saw dari suku Khazraj di Madinah.

Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil, namun dengan cepat menjadi kerajaan kuat dan megah, hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad. Selain keshalihan dan kecerdasan para pemimpinnya, kejayaan Daulah Bani Ahmar ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dan luas kira-kira 14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki musuh. Daerah ini sekarang dinamakan Bukit La Sabica.

Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju. Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri.

Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya energi mereka terkuras. Akibat fatalnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari dua kerajaan Kristen, Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella. Kedua pemimpin kerajaan ini pula yang mendukung penjelajahan Columbus tahun 1492 M.

Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga –kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini diserahkan oleh raja terakhir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhamra.

Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillas-nya tahun 1494 M memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.

Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerajaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah keyakinan (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.

Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhamra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Masjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.

Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini. Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang (data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.

Pembangunan Istana Alhamra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 M dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga indah nan harum. Ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.

Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan 12 patung singa yang berbaris melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa tersebut keluar air yang memancar. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan dengan luas 15x15 meter yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25x6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab.

Ada pula Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri. Di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.

Selain itu, istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias istana Alhambra. Dinding luar dan dalam istana banyak dihiasi kaligrafi dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.

Pada masa kejayaannya, istana ini dilengkapi pula dengan barang-barang berharga yang terbuat dari logam mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang masih alami (buatan tangan).

Perpaduan Budaya dan Agama yang Apik di Masjid Gedhe Kauman


Tanah Jawa terkenal dengan kebudayaanya yang kental di setiap aspek kehidupan, termasuk rumah ibadah, seperti Masjid Gedhe Kauman di DI Yogyakarta. Hampir seluruh detil bangunan masjid mencirikan budaya Jawa yang kental.

Masjid Gedhe Kauman adalah salah satu masjid besar yang ada di Tanah Jawa. Berada di Jl Kauman, Alun-alun Keraton Yogyakarta, masjid ini menjadi simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas Kerajaan Yogyakarta, dengan sisi religius masyarakatnya.

Masjid yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta itu, dibangun pada tahun 1773, seperti yang ditulis Buku 100 Masjid Terindah Indonesia, terbitan Andalan Media, Minggu (29/7/2012). Masjid ini dibangun pada zaman pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai sarana ibadah bagi keluarga dan rakyatnya.

Ada satu hal yang menarik dari bangunan masjid besar milik Yogyakarta ini, yaitu penataan dan detil bangunan. Hampir seluruh detil bangunan mencirikan perpaduan kebudayaan Jawa dan agama Islam.

Lihat saja ke atap masjid. Atap Masjid Gedhe Kauman menggunakan pola susun tiga gaya tradisional Jawa bernama Tajug Lambing Teplok. Pola ini bermakna tiga tahapan pencarian kesempurnaan hidup manusia, yaitu hakikat, syariat dan ma'rifat.

Di ujung teratas atap, Anda bisa melihat bagian masjid yang berbentuk daun sejenis sukun, yang bermakna keistimewaan bagi individu yang telah mencapai kesempurnaan hidup. Di sana juga terdapat gadha besar berbentuk huruf alif sebagai perlambang hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.

Masuk ke dalam masjid, Anda dihadapkan dengan banyak tiang yang berdiri tegak, menopang tubuh besar masjid. Menurut para ahli, tiang-tiang tersebut terbuat dari kayu jati Jawa secara utuh tanpa sambungan. Lebih spesial lagi, kayu tersebut telah berusia 400-500 tahun.

Telisik boleh telisik, memang hampir seluruh ornamen di Masjid Gedhe Kauman mengandung makna khusus. Contoh lainnya adalah profil buah labu atau disebut waluh dalam bahasa Jawa, yang ada di setiap pilar pagar. Buah labu ini mengandung makna pengingat kepada Allah yang dalam bahasa Arab disebut Wallahi.

Ada hal unik lain yang bisa Anda temukan saat salat di Masjid Gedhe Kauman. Selain mihrab dan mimbar untuk imam yang memimpin salat, Anda juga bisa melihat sebuah ruangan khusus di shaf paling depan.

Eits, jangan sekali-kali mencoba salat di sana ya! Ruangan khusus berukuran kecil di shaf terdepan itu, dikhususkan untuk sultan dan keluarga yang akan melaksanakan salat.

Al Irsyad, Masjid Kubus Bergaya Futuristik Simbol Kesederhanaan

 
Anda tak akan menemukan kubah atau menara yang menjulang tinggi di bangunan masjid Al Irsyad yang terletak di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, Jawa Barat. Jika Anda berkunjung ke sana, yang akan Anda temui adalah bangunan kubus dengan dua kalimat syahadat raksasa dari susunan batu bata yang berlubang di dinding bangunan tersebut.

Susunan batu bata ini juga menjadi sumber cahaya bagi gedung ini pada siang hari. Sementara pada malam hari, sinar lampu dari dalam gedung akan menembus lewat lubang-lubang batu bata tersebut, sehingga kalimat syahadat pun akan tampak bersinar.

Dengan luas bangunan 1.696 meter persegi, dan selasar 807 meter persegi, masjid ini mampu menampung 1.500 jamaah. Ketika memasuki bangunan ini, Anda akan disambut bentangan karpet merah. Tak berhenti sampai di situ, arahkan pandangan Anda ke atas dan temukan 99 lampu yang cahayanya membetuk siluet nama-nama suci Allah SWT. Subhanallah!

Selanjutnya yang paling menakjubkan adalah mihrabnya yang tak berdinding dan menjorok ke sebuah kolam yang syahdu, sehingga pandangan pun akan bebas menyatu dengan alam. Pemandangan pegunungan yang sangat indah di hadapan para jamaah menjadi lukisan kebesaran Allah yang melengkapi khusyuknya salat. Jika sore hampir habis, pemandangan sunset pun akan menyapa Anda dari sisi mihrab.

Bangunan menakjubkan ini didesain oleh arsitektur kenamaan Indonesia, Ridwan Kamil. Bentuk kubus dari masjid ini terinspirasi dari bentuk kubus di Makah. Kubus dinilai sebagai simbol kesederhanaan dan kerendahan hati. Sementara kubah di masjid dipandang sebagai identitas budaya dan tradisi.

Tak ada lagi yang meragukan keindahan dari masjid Al Irsyad ini. Pada tahun 2010, masjid ini mendapatkan penghargaan dari National Frame Building Association sebagai salah satu "Building of The Year 2010" untuk kategori arsitektur religius. Tidak hanya itu, Masjid Al Irsyad juga meraih penghargaan FutureArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction Information Asia.

Sang arsitek rupanya telah sukses membawa idenya secara indah dan lengkap, mulai dari konsep bangunan yang mendobrak tradisi hingga filosofi yang terkandung di setiap unsur dalam masjid ini.

Masjid Raya Bandung, Mahakarya Arsitektur Islam di Kota Kembang

 
Terletak di sisi alun-alun, Masjid Raya Bandung menjadi poros syiar Islam di Kota Kembang. Bangunan kuno ini telah bermetamorfosa menjadi sebuah masjid yang megah dan indah.

Siapa sangka bangunan megah itu dulunya hanya berupa panggung kayu sederhana. Masjid Raya Bandung, dulu dikenal sebagai Masjid Agung Bandung, mulai dibangun pada 1812. Waktu pertama berdiri hanya ada satu panggung tradisional dengan tiang kayu, berdinding anyaman bambu, dan beratap rumbia. Sebuah kolam besar tersedia untuk mengambil wudhu.

Baru mulai 1826, masjid ini menjadi bangunan berkonstruksi kayu. Masjid Raya Bandung akhirnya menggunakan batu bata dan atap genting, atas prakarsa Bupati RA Wiranatakoesoemah IV yang menjabat pada 1846-1874.

Mengutip situs resmi pariwisata Kota Bandung, Selasa (14/8/2012), letak Masjid Raya yang berada di tengah-tengah kegiatan komersial yang amat padat, merupakan ciri utama yang dimiliki masjid ini. Bangunan yang tampak seperti saat ini merupakan hasil beberapa kali renovasi. Sejak renovasi tahun 1826, pembongkaran kembali dilakukan pada 1850, 1900, 1930, 1955, hingga terakhir pada 2006 lalu. Renovasi itu termasuk penataan ulang alun-alun yang persis berada di depan Masjid Raya.

Sekarang, masjid ini sudah dilengkapi pagar tembok setinggi 2 meter bermotif sisik ikan, sebagai penanda ornamen khas Priangan. Atap tumpang susun tiga yang dipakai sejak 1850 diubah menjadi kubah model bawang bergaya Timur Tengah. Serambi diperluas, ruang panjang di bagian kiri-kanan masjid disatukan dengan bangunan induk. Dua menara kembar yang menjulang setinggi 81 meter menjadi ciri khas utama masjid ini.

Mulai sore hari, kawasan alun-alun sudah ramai pengunjung yang ngabuburit dan mencari takjil untuk berbuka. Azan maghrib sebagai penanda senja lalu bergaung dengan indah, seakan membangunkan seluruh kota untuk kembali menghadap-Nya. Para mojang jajaka berbondong-bondong memasuki masjid ini untuk salat maghrib dan tarawih.

Hikmah dilarang berlebih-lebihan dalam beragama


Ketahuilah bahwa sesungguhnya sikap berlebih-lebihan dalam menjalankan agama tidak akan berakibat pada timbulnya kemaslahatan dunia dan akhirat, bahkan justru berakibat sebaliknya. Sikap berlebih-lebihan akan mengakibatkan kelemahan. Jika kelemahan itu terjadi  dalam pelaksanaan kewajiban, maka akan menimbulkan sikap meremehkan dan maksiat. Tambahan yang tidak ada dalam agama (bid’ah) akan menimbulkan berkurangnya fungsi agama. Jika tambahan itu terus dilaksanakan akan berakibat terputusnya pahala, karena berarrti memasukkan ke dalam agama sesuatu yang bukan dari agama. Rasulullah bersabda :

يا أيّها النّاس افعلوا من الاعمال ما تطيقون فانّ الله لا يملّ من الثّواب حتّى تملّوا من العمل, و خير العمل ما ديم عليه

Artinya : “ Wahai manusia, kerjakanlah amalan-amalan yang engkau mampu, maka sesungguhnya Allah tidak bosan memberikan pahala sehingga kalian sendiri bosan untuk berbuat (bekerja), dan sebaik-baik amal perbuatan adalah yang lebih langgeng “.

Beliau juga berkata kepada seseorang yang terlalu tekun dalam beribadah hingga matanya  rusak :

انّ هذا الدّين متين فأوغل فيه برفق , انّ المنبت لا ارضا قطع و لا ظهرا ابقى

Artinya : “ Sesungguhnya agama ini ulet  (elastis), maka masuklah ke dalamnya dengan lemah lembut (tidak kaku). Sesungguhnya tanaman itu tidak merusak tanah dan tidak melestarikannya “.

Tidak diragukan lagi bahwa manusia, di samping mendapat beban untuk beribadah yang erat kaitannya dengan masalah akhirat, juga mendapat beban untuk memakmurkan  bumi dan menegakkan kehidupan yang goncang. Kalau seorang hanya sepenuhnya memperhatikan kehidupan akhirat, niscaya dunia akan hancur, aturan kehidupan dan segala nikmat yang tak terhitung banyaknya akan rusak.

Sikap berlebih-lebihan bukan hanya dilarang dalam urusan keagamaan, tetapi pada setiap masalah pun sikap itu tercela, baik dalam masalah agama atau masalah dunia.

Mathraf bin Abdullah bin Syukhair berkata kepada anaknya ketika sedang beribadah : “ Wahai anakku, kebaikan itu letaknya di antara dua kejelekan, yakni agama itu berada di antara terlalu kurang (beribadah) dan terlalu berlebih-lebihan (dalam beribadah). Sebaik-baik perkara adalah yang tengah-tengah ”.

Thaif & Kisah Keridhoan Rasul Terhadap Umatnya


Thaif merupakan salah satu kota yang memiliki hawa sejuk, karena berada di lembah pegunungan Asir dan penunungan Al-Hada. Kota yang terletak sekitar 67 kilometer atau 1 jam 45 menit dari Kota Makkah Al-Mukarramah ini terkenal dengan perkebunan Delima, Kurma, sayuran lainnya, termasuk juga banyak tumbuh pohon Zaqqum, pohon berduri.

Hawa sejuk, layaknya seperti udara di Puncak Pas, Bogor, Jawa Barat ini, mulai terasa ketika detikcom bersama sejumlah wartawan melakukan perjalanan ke Thaif tiga tahun lalu. Diperkirakan suhu udara di kawasan ini mencapai 20 derajat celsius, sehingga membuat nyes di kulit.

Jalan menuju Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al-Hada berkelok-kelok, panjang dan menanjak mengelilingi pinggiran pegunungan hingga puncaknya. Puncak pegunungan yang berbeda
dengan Puncak, Bogor atau tempat lainnya di Indonesia. Pegunungan di sini relatif tidak ada pepohonan, tandus, berbatu dan berpasir.

Namun, ketika memasuki kota Al-Hada sebelum Thaif, sepanjang jalan baru ditemukan sejumlah pepohonan dan perkebunan kurma. Beberapa rumah tradisional juga berdiri di tengah-tengah perkebunan itu. Di sepanjang
kawasan ini juga dipenuhi sejumlah tempat wisata bagi penduduk Arab Saudi. Di tempat ini juga terdapat kawasan yang dijadikan tempat ber-Miqot atau untuk berihrom haji atau umrah, yaitu di Wadi Sair Kabir.

Kesejukan kota Thaif banyak digunakan sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata di musim panas. Bahkan para raja dan kerabatnya banyak membangun tempat-tempat peristirahatan di kawasan ini. Sehingga Thaif
juga mendapat julukan Qaryah Al-Mulk atau Desa Para Raja. Di kota ini juga sering diselenggarakan pertemuan-pertemuan dan perjanjian-perjanjian bilateral, regional dan internasional.

Menurut informasi yang diperoleh para mukmin dan sejumlah literatur, sebenarnya di kota ini sering diselenggarakan perlombaan balap onta. Namun, menjelang musim dingin di antara bulan Oktober hingga Januari, di kawasan ini juga di kawasan Al-Safa, adalah musim Delima dan Bunga Anggrek.

Yang menarik, dalam perjalanan rombongan yang disopiri Hamdan Bakri atau Syamsul Nawawi menunjukan sejumlah Pohon Zaqqum yang tumbuh di antara perbukitan dari Thaif menuju Al-Safa. Akhirnya, kami menghentikan sejenak perjalanan, memperhatikan pohon yang ditumbuhi duri-duri yang besar dan tajam, dan tidak ketinggalan berfoto ria, sebelum bubar karena mobil patroli polisi (askar baladiyah) datang.

Maklum, rombongan was-was juga memasuki kota Thaif, karena tidak memiliki Tasrih (surat izin) atau visa mengunjungi kota ini. Sebab selama musim haji, jamaah haji tidak diperkenankan masuk ke wilayah itu, karena hanya mengantungi visa haji, bukan wisata atau visa bekerja. Namun, rombongan memberanikan diri masuk, dan memang tiga pos Check Point yang dilewati tidak pernah menghentikan kendaraan yang ditumpangi rombongan wartawan.

Pohon Zaqqum, memang tidak ada di Indonesia atau negara lainnya. Ini menarik, ditambah lagi di dalam Alquran Surah Al-Waqi'ah ayat 52-56 tentang keberadaan Pohon Zaqqum. Di dalam ayat itu disebutkan bahwa
para penghuni neraka kelak akan diberikan makanan dari Pohon Zaqqum. Para penghuni neraka akan diberi makanan yang luar biasa pahitnya.

Pengalaman Pahit Rasulullah SAW di Thaif

Thaif dalam sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW memang sangat pahit. Terhitung tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk melakukan dakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi.

Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah ini yang disegani oleh kaum musyrik Qurais, membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW. Oleh karena itu, jika warga kota Thaif mau menerima Islam, kota
ini akan dijadikan tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah.

Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan kaki, Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thaif selama
sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah dengan kasar.

Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW, sehingga kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membelanya dan melindunginya, tapi kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah berlindung di kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah.

Saat itu, Rasulullah SAW berdoa, "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu."

Dari doa ini tentu semua begitu memahami betapa beratnya cobaan Rasulullah SAW saat itu dalam menghadapi penganiayaan dengan penuh ridho, ikhlas dan sabar, serta tidak pernah berputus asa. Seperti sejumlah cerita yang diriwayatkan kembali ulama hadist terkenal, Imam Bukhori dan Muslim dari Asiyah ra (istri kedua Rasulullah SAW).

Ia (Aisyah) berkata, "Wahai Rasulullah SAW, pernahkah engkau mengalami peristiwa yang lebih berat dari peristiwa Uhud?“ Jawab Nabi saw, “Aku telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Tetapi penganiayaan terberat yang pernah aku rasakan ialah pada hari ‘Aqabah di mana aku datang dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal, tetapi tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib. Lalu aku angkat kepalaku, dan aku pandang dan tiba-tiba muncul Jibril memanggilku seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu,“ Rasulullah SAW melanjutkan.

"Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka." Jawab Rasulullah SAW, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.“ Subhanallah..!!

6 Kaum yang Dibinasakan Allah Karena Kezaliman


Alquran menceritakan sejumlah kaum dibinasakan oleh Allah karena melakukan kezaliman dan kemaksiatan di muka bumi, seperti mengingkari ke-esaan Allah bahkan memusuhi Rasul yang diutus kepada mereka. Kehancuran dan kematian menjadi balasan atas kemungkaran dan kemaksiatan yang mereka lakukan sendiri.

"Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka" (QS Hud: 100-101)

Sisa-sisa kehancuran mereka pun hingga kini masih bisa disaksikan. Para peneliti sejarah dan arkeologis telah banyak menemukan keberadaan kota-kota yang hilang tersebut. Kota-kota ini memiliki ciri sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Suci Alquran dan manuskrip-manuskrip tua tentang kaum yang dibinasakan.

Pembinasaan kaum-kaum ini dikisahkan Alquran agar menjadi bahan pembelajaran untuk kaum-kaum yang hidup di masa setelahnya dan tidak melakukan kezaliman dan kemaksiatan yang sama. Ada banyak kisah kaum yang diazab Allah karena kemungkarannya. DetikRamadan menghimpun 6 kaum diantaranya dari berbagai sumber.






1.Kaum Nabi Nuh as
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang menjawab seruan dakwahnya untuk beriman kepada Allah sangat sedikit. Kebanyakan kaumnya justru mendustakan bahkan memperolok-olok Nabi Nuh. Kezaliman dan kemungkaran yang dilakukan kaum Nabi Nuh mengundang azab Allah. Allah lalu memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk membuat bahtera. Mereka pun tidak mengetahui untuk apa bahtera itu dibuat. Sementara kaumnya yang ingkar, mencomooh tindakan Nabi Nuh membuat bahtera yang dianggap bodoh.

Saat waktu yang ditentukan tiba, Allah memerintahkan agar Nabi Nuh beserta pengikutnya dan hewan-hewan berpasang-pasangan untuk menaiki bahtera tersebut. Allah lalu mendatangkan banjir yang besar. Seluruh kaum yang ingkar saat itu mati tenggelam. Termasuk istri dan anak Nabi Nuh.

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS Al- Ankabut: 14)

Nabi Nuh bersama kaumnya yang taat pun selamat setelah berlayar menggunakan bahtera yang terbuat dari kayu. Setelah berlayar cukup lama, dikisahkan bahtera Nabi Nuh berlabuh di sebuah daratan tertinggi saat itu.

"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku." (QS Al-Qamar: 11-13)

Dalam riwayat disebutkan, air bah yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh ketika itu menutupi juga hampir dua pertiga bumi. Nabi Nuh beserta dengan pengikutnya yang beriman berhasil selamat dari azab tersebut atas izin Allah SWT. Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti dimana lokasi berlabuhnya bahtera yang membawa Nabi Nuh dan pengikutnya.

2.Kaum Nabi Hud as

Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Nabi Hud menyeru kepada kaumnya agar mengesakan Allah dan meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan. Namun segala seruan dan ajakan Nabi Hud berbuah ejekan, cemoohan dan pengingkaran dari bangsa 'Ad.

Kaum 'Ad dikenal sebagai bangsa yang cerdas dan memiliki teknologi untuk membangun gedung-gedung bertingkat. Namun kehandalan dan kehebatan mereka menjadikan mereka sombong, berlaku bengis, zalim, dan mengingkari seruan dakwah yang disampaikan Nabi Hud as.

Akibat kedustaan-kedustaan yang dilakukan bangsa 'Ad, Allah SWT menurunkan azabnya sangat pedih. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas tantang hal ini.

“Adapun kaum ‘Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus; maka kamu lihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal di antara mereka.” (QS Al Haaqqah, 69: 6-8)

Bukti-bukti reruntuhan peradaban bangsa Ad ditemukan para peneliti Barat pada tahun 1990-an di sebuah wilayah yang dikenal 'Ubar, di wilayah Yaman. Menariknya, apa yang mereka temukan sama persis seperti yang dikisahkan dalam Alquran.

Dr Zarins, seorang anggota tim penelitian yang memimpin penggalian mengatakan karena menara-menara itu disebut sebagai bentuk khas kota ‘Ubar, dan karena Iram disebut mempunyai menara-menara atau tiang-tiang, maka itulah bukti terkuat sejauh ini, bahwa situs yang mereka gali adalah Iram, kota kaum ‘Ad yang disebutkan dalam Alquran:

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain." (QS Al Fajr, 89: 6-8)


3.Kaum Nabi Saleh as

Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Misi Nabi Saleh as sama seperti para nabi lainnya, yaitu menyeru manusia untuk bertauhid (mengesakan Allah). Namun seruan Nabi Saleh as justru mendapat tantangan dan cemoohan dari kaumnya, bangsa Tsamud. Bahkan mereka tetap mempertahankan penyembahan terhadap berhala yang diyakini sebagai penyembahan warisan nenek moyang.

Kaum Tsamud juga dikenal sebagai bangsa yang cerdas. Jika kaum 'Ad mampu membangun gedung-gedung tinggi, lain halnya dengan bangsa Tsamud. Mereka mampu mengubah tebing-tebing dan batu-batu besar menjadi istana-istana yang megah dan indah. Mereka mampu memahat bebatuan sehingga menjadi tempat tinggal. Lagi-lagi, kehebatan yang dimiliki mereka, membuat mereka ingkar dan zalim kepada Allah SWT.

Kaum ini tinggal di dataran bernama "Al Hijr" terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai oleh suku Aad yang telah binasa karena dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Hud.

Seekor unta betina yang keluar dari celah batu sebagai mukjizat Nabi Saleh as pun tidak cukup untuk meyakinkan mereka untuk beriman kepada Allah. Kaum Tsamud justru membunuh unta betina tersebut.

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, yaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning dan akan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh, kaumnya malah merencanakan pembunuhan sebelum azab itu turun. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rencana pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak. Rancangan mereka ini dirahasiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun.

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang datang dari langit dan yang seketika mereka bergelimpangan di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat orang-orang yang ingkar.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para pengikutnya menuju Ramalah, sebuah tempat di Palestina, meninggalkan Hijr. Kaum Tsamud habis binasa ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.

Hal ini dikisahkan dalam Alquran di sejumlah ayat.

"Dan sesungguhnya penduduk-penduduk kota Al Hijr telah mendustakan rasul-rasul." (QS Al Hijr: 80)

"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS Al A'raf:73)

"Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." (QS Al A'raf:74)

"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: “Tahukah kamu bahwa Saleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Saleh diutus untuk menyampaikannya”. (QS Al A'raf:75)

"Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”. (QS Al A'raf:76)

"Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: “Hai Saleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”. (QS Al A'raf:77)

"Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayit-mayit yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka." (QS Al A'raf:78)

"Maka Saleh meninggalkan mereka seraya berkata: “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat”. (QS Al A'raf:79).


4.Kaum Nabi Luth as

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri.

“Kaum Luth telah mendustakan rasul-nya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepadamereka “ Mengapa kamu tiidak bertakwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasulkepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang diusir”. Luth berkata “Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu.“ (QS Asy-Syu'ara 160-168).

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda(kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak dijalan yang masih tetap (dilalui manusia)." (QS Al Hijr 73-76).


5.Kaum Nabi Syuaib as

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa.

"Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka." (QS Attaubah: 70)

"(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. Dan kamu pernah membunuh seorang manusia,lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang ditetapkan hai Musa." (QS Thaaha: 40)

"dan penduduk Madyan, dan telah mendustakan Musa, lalu Aku tangguhkan (azab-Ku) untuk orang-orang kafir, kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagaimana besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu)." (QS Alhajj: 44)

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah)

"Dan sesungguhnya adalah penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim." (QS AlHijr: 78). Penduduk Aikah ini ialah kaum Syu'aib. Aikah ialah tempat yang berhutan di daerah Madyan.

"Dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu (menentang rasul-rasul)." (QS Shaad: 13)

"Dan penduduk Aikah serta kaum Tubba' semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan." (QS Qaaf: 14).

6. Firaun

Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun atas kezaliman yang diperbuatnya. Nabi Musa dan Harun menyeru agar Firaun beriman kepada Allah swt dan bersikap adil terhadap rakyatnya. Namun seruan Nabi Musa as bak angin berlalu. Bahkan Firaun dengan kesombongannya menentang seruan Nabi Musa dan mengaku sebagai tuhan.

Saat hari yang ditentukam tiba, Allah swt memerintahkan agar Nabi Musa dan umatnya keluar dari Mesir dengan menyeberangi laut Merah. Mukjizat yang Allah berikan berupa tongkat yang dapat membelah lautan menjadi jalan bagi Nabi Musa dan umatnya untuk keluar dan hijrah. Nabi Musa dan umatnya keluar dari Mesir pada malam hari untuk menghindari ancaman dari Firaun. Namun kepergian Nabi Musa dan umatnya ternyata diketahui oleh Firaun. Firaun lantas bersama ribuan bala tentaranya mengejar Nabi Musa as.

Nabi Musa dan umatnya menyeberangi lautan melalui jalan yang telah terbentuk. Tatkala Nabi Musa dan umatnya telah tiba di seberang, Firaun dan bala tentaranya baru mencapai pertengahan jalan. Seketika lautan yang terbelah itu langsung menutup kembali. Firaun dan bala tentaranya pun tenggelam di laut Merah.

Allah Maha Besar, jasad dan kereta perang Firaun terjaga dan berhasil dikeluarkan setelah ribuan tahun terkubur di kedalaman lautan. Hingga kini jasad Firaun masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir.

"Dan (ingatlah) tatkala Kami belahkan lautan untuk kamu, maka Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan kaum Fir'aun padahal kamu melihat sendiri." (Al Baqarah: 50)

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (Yunus: 92)

”Dan berkata Firaun kepada orang-orang di sekelilingnya; ” Hai Pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.” (QS Al Qashas: 38).

Omar Al-Khayyam, Pencetus Teori Heliocentric

 
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi ini sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak? Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malammu sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat?” (Qs. An Naba [78]: 6-16)

Di masa hidupnya, Ia dikenal sebagai seorang yang mendalami ilmu falaq, aljabar, filsafat dan musik. Tetapi dunia lebih mengenalnya sebagai seorang penyair terbesar dalam khazanah dunia sastra.

Memiliki nama lengkap Ghiyath al-Din Abu al-Fath Omar Ibnu Ibrahim al-Khayyami (1048-1131 M). Beliau dilahirkan di Nishapur, Iran, dan wafat di kota kelahirannya juga, setelah bertahun-tahun mengembara ke banyak kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan pada masa itu.

Dalam sebuah observatorium yagn didirikan Sultan Malik Syah untuknya, Omar al-Khayyam mengembangkan ilmu astronomi, hingga pada tahun 1079 ia berhasil merumuskan perhitungan untuk waktu setahun, yaitu 365,24219858156 hari, sebagai kelanjutan atas perhitungan yang dilakukan oleh al-Batani.

Perhitungan ini sangat akurat hingga enam digit di belakan koma, jika dibandingkan dengan perhitungan masa kini, yaitu 365,242196 hari. Perhitungan al-Khayyam ini dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan perhitungan revisi yang dilakukan oleh Paus Gregory XIII pada tahun 1528 terhadap kalender Kristian atau kalender Julian (Julius Caesar) yang telah dipakai selama lebih dari 10 abad.

Beliau juga memperkenalkan Teori Heliocentric yang menjelaskan bahwa matahari adalah pusat tata surya. Teori ini baru dinyatakan oelh Copernicus lebih dari empat ratus tahun kemudian. Dalam bidang matematikan, Omar Khayyam meneruskan tradisi aljabar Khawarizmi. Beliau adalah orang pertama yang secara ilmiah mengklasifikasikan persamaan-persamaan kuadrat dengan memberikan solusi aritmatika dan geometri.

Meski hasil karyanya telah memberi sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, namu karya-karya Omar Khayyam di bidang sastra justru terkenal lebih luas. Lebih dari 600 Rubaiyat atau Quatrain (syair empat baris), karyanya di bidang sastra, diterjemahkan dan disusun oleh Edward Fitzgerald pada tahun 1859 ke dalam bahasa Inggris. Bait-bait syairnya sebagian besar menyingkap kerendahan hatinya kepada Allah SWT.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host